2014, Pertamina & PLN membeli 5 juta ton biodiesel



JAKARTA. Pemerintah optimistis penyerapan biodiesel di dalam negeri akan meningkat tahun depan. Pasalnya, PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membeli 5 juta ton biodiesel untuk campuran bahan bakar minyak (BBM) dan untuk BBM pembangkit listrik.

Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan menuturkan, rencananya dari 5 juta ton itu, sebanyak 3 juta ton akan digunakan untuk BBM, sementara sisanya 2 juta ton untuk listrik. "Kita punya pasar baru yang besar," ujar Bayu, Rabu (18/12).

Pasar biodiesel di dalam negeri kian meningkat pasca berlakunya kebijakan pencampuran biodiesel ke dalam BBM sebesar 10% (B10) sejak September tahun ini. Tahun lalu, produksi biodiesel sekitar 2,2 juta ton.


Dengan pasar yang besar tersebut, Bayu bilang, biodiesel Indonesia akan menjadi lebih kompetitif dan tidak lagi bergantung pada pasar ekspor yang memiliki aturan ketat, seperti Uni Eropa.

Selama ini, sebagian besar produksi biodiesel Indonesia dijual ke pasar ekspor. Tahun lalu, dari 2,2 juta ton biodiesel Indonesia, 1,5 juta ton untuk pasar ekspor, sedangkan 700.000 ton diserap pasar dalam negeri. Adapun, tahun ini, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) memprediksi, penjualan biodiesel di dalam negeri bisa mencapai 900.000 ton.

Jika kebijakan penggunaan campuran biodiesel untuk BBM dan tenaga listrik ini dapat terealisasi tahun depan, maka kapasitas terpasang pabrik biodiesel akan mencapai full capacity, yaitu 5 juta ton. "Kapasitas terpasang dan kebutuhan menjadi pas-pasan," ungkap Bayu.

Dari sisi bahan baku, Bayu mengaku, tidak ada masalah. Dengan produksi minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) berkisar 27 juta - 28 juta ton per tahun, jumlah tersebut sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan biodiesel pada tahun depan.

Togar Sitanggang Senior Manager Musim Mas mengklaim, dari sisi pengusaha sebenarnya sudah sangat siap untuk memproduksi. Namun, dari sisi industri penggunanya masih belum dapat menerima. "Tergantung pelaku industri alat berat," ujarnya.

Produsen biodiesel juga menyayangkan lambatnya proses tender oleh Pertamina. Meski proses tender ditargetkan rampung awal Desember ini, namun faktanya hingga saat ini masih belum selesai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie