2014, tak perlu impor garam lagi



JAKARTA. Meskipun cuaca buruk mempengaruhi produksi garam tahun lalu, secara nasional produksi garam konsumsi tahun 2013 masih surplus 521.308 ton. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan, dengan pencapaian tersebut, Indonesia tidak perlu mengimpor garam konsumsi lagi. "Sejak tahun 2012 telah terjadi swasembada garam konsumsi. Tahun 2013 surplus, sehingga tidak perlu impor tahun ini," katanya pada Refleksi 2013 dan Outlook 2014 Pembangunan Kelautan dan Perikanan, hari ini (8/1). Total produksi garam tahun 2013 lalu dari petambak PUGAR dan non-PUGAR serta PT. Garam mencapai 1,32 juta ton. Sementara, sisa produksi garam tahun 2012 masih 641.700 ton. Sehingga, total pasokan garam konsumsi mencapai 1,96 juta ton. Menurut Sharif, pasokan tersebut mampu memenuhi kebutuhan garam konsumsi tahun 2013 yang mencapai 1,44 juta ton. Dus, sisa garam konsumsi yang belum terserap masih sekitar 520.000 ton.

Dengan sisa garam itu ditambah produksi tahun ini, Sharif yakin bisa memenuhi kembali kebutuhan garam konsumsi dari dalam negeri. Apalagi, Kementrian melihat ada tren kenaikan produksi garam. Kembali ke tahun 2011, hanya ada 700.000 – 800.000 ton garam ketika itu. Namun setelah dilakukan penyuluhan dan pendampingan, produksi garam meningkat di tahun 2012. "Saat itu kebetulan iklimnya juga sesuai," kata Sharif  Sejatinya, target produksi garam 2013 adalah 1,8 juta ton. Cuma, kata Sharif, berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masa produksi tahun 2013 hanya 1,5 bulan. Alhasil, tahun lalu Kementrian memangkas target sepertiganya. Pencapaian tahun lalu masih lebih rendah dibanding volume tahun 2012 yang mencapai 2,02 juta ton.

Sharif bilang, tahun ini Kementrian akan terus melakukan mendorong kualitas garam dan mengupayakan pabrik-pabrik garam. "Sehingga kalau ada garam petani yang belum laku bisa disimpan dan tidak rusak," ujar dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia