JAKARTA. Rapor kinerja perbankan diperkirakan masih merah. Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dikutip dari situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, per Juli 2015 profit industri perbankan turun 10,44% dibanding Juli 2014 yang mencapai Rp 65,958 triliun. Meski laba industri perbankan turun secara keseluruhan, namun margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) industri perbankan justru mengalami kenaikan dari 4,2% per Juli 2014 menjadi 5,32% per Juli 2015. Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) Haru Koesmahargyo memperkirakan keuntungan yang dikumpulkan perseroan per Juli 2015 sama seperti Juli 2014 . Hal ini, kata Haru, mengindikasikan perrtumbuhan laba yang flat secara tahunan di bank yang memiliki kode emiten BBRI ini. "Target laba pada Desember 2015 tumbuh 1%-3% dibanding Desember 2014, karena kondisi perekonomian yang melambat seperti sekarang ini," kata Haru kepada KONTAN, Minggu (27/9). Selain itu, perseroan juga memperkirakan penurunan pertumbuhan kredit yang disalurkannya. Sebelumnya, BRI menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15%-17%. Namun target tersebut direvisi pada pertengahan 2015 kemarin, menjadi 11%.
2015, BRI hanya menargetkan pertumbuhan laba 3%
JAKARTA. Rapor kinerja perbankan diperkirakan masih merah. Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dikutip dari situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, per Juli 2015 profit industri perbankan turun 10,44% dibanding Juli 2014 yang mencapai Rp 65,958 triliun. Meski laba industri perbankan turun secara keseluruhan, namun margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) industri perbankan justru mengalami kenaikan dari 4,2% per Juli 2014 menjadi 5,32% per Juli 2015. Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) Haru Koesmahargyo memperkirakan keuntungan yang dikumpulkan perseroan per Juli 2015 sama seperti Juli 2014 . Hal ini, kata Haru, mengindikasikan perrtumbuhan laba yang flat secara tahunan di bank yang memiliki kode emiten BBRI ini. "Target laba pada Desember 2015 tumbuh 1%-3% dibanding Desember 2014, karena kondisi perekonomian yang melambat seperti sekarang ini," kata Haru kepada KONTAN, Minggu (27/9). Selain itu, perseroan juga memperkirakan penurunan pertumbuhan kredit yang disalurkannya. Sebelumnya, BRI menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15%-17%. Namun target tersebut direvisi pada pertengahan 2015 kemarin, menjadi 11%.