2015, IBFN bidik laba bersih naik lebih dari 66%



JAKARTA. PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) menargetkan bisa mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 66% tahun depan. Ada beberapa strategi bisnis dan strategi keuangan yang akan dilakukan perseroan.

Jap Hartono, Presiden Direktur Intan Baruprana Finance mengatakan, pada dasarnya, sektor pembiayaan perseroan adalah 50% pertambangan dan 50% non pertambangan. Tidak dapat dipungkiri, sektor pertambangan sedang lesu saat ini, terutama batubara.

Namun, kata Jap, ada beberapa klien yang bisa bertahan. Ia meyakinkan, pihaknya tetap akan menerapkan know your client (KYC) dengan seksama. Selain itu, penghuni anyar Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga akan melakukan diversifikasi sektor pembiayaan.


Di antaranya, sektor infrastruktur, transportasi, minyak dan gas (migas), dan kesehatan. Nah, sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang baru saja dirambah perseroan. Anak usaha PT Intraco Penta Tbk (INTA) ini mulai masuk ke segmen usaha ini pada kuartal III-2014.

"Kami melakukan leasing peralatan-peralatan kesehatan di beberapa rumah sakit besar," ujar Jap, Senin (22/12).

Sayang, ia enggan menyebut nama rumah sakit yang menjadi kliennya. Menurut dia, segmen usaha kesehatan (health care) memiliki prospek yang baik. Bisnis ini dinilai kebal terhadap kondisi makro apapun.

Oleh karena itu, manajemen IBFN berani mematok target pembiayaan baru tahun depan mencapai Rp 1,5 triliun. Angka ini meningkat sekitar 66,66% dari estimasi pembiayaan tahun ini yang sebesar Rp 1,1 triliun.

Samuel Kendra, Direktur Keuangan IBFN mengemukakan, tahun ini perseroan menargetkan laba bersih sebesar Rp 60 miliar. Adapun, tahun depan laba bersih diharapkan bisa mencapai Rp 100 miliar.

"Kami akan berupaya menurunkan cost of fund dan menaikkan selling price, supaya NIM (net interest margin) bisa terjaga," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie