JAKARTA. Peredaran dan konsumsi Narkotika dan obat-obatan di kalangan masyarakat Indonesia memberikan kerugian ekonomi yang cukup besar. Presiden Joko Widodo dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional 26 Juni 2016 ini mengatakan, dari sisi ekonomi, pada tahun 2015 kemarin narkoba telah menimbulkan kerugian sampai dengan Rp 63 triliun. Kerugian tersebut biaya pembelanjaan uang untuk pembelian narkoba, biaya pengobatan dan rehabilitasi. "Selain itu, kerugian terjadi akibat pencurian barang untuk beli narkoba," kata Jokowi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Tim Komunikasi Kepresidenan Ari Dwipayana, minggu (26/6) ini. Selain kerugian material, Jokowi mengatakan, peredaran narkoba juga telah merusak kehidupan masyarakat. Berdasarkan data yang dimilikinya, pada tahun 2015 angka kejadian pengguna narkoba mencapai 5,1 juta jiwa.
2015, Kerugian akibat narkoba capai Rp 63 triliun
JAKARTA. Peredaran dan konsumsi Narkotika dan obat-obatan di kalangan masyarakat Indonesia memberikan kerugian ekonomi yang cukup besar. Presiden Joko Widodo dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional 26 Juni 2016 ini mengatakan, dari sisi ekonomi, pada tahun 2015 kemarin narkoba telah menimbulkan kerugian sampai dengan Rp 63 triliun. Kerugian tersebut biaya pembelanjaan uang untuk pembelian narkoba, biaya pengobatan dan rehabilitasi. "Selain itu, kerugian terjadi akibat pencurian barang untuk beli narkoba," kata Jokowi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Tim Komunikasi Kepresidenan Ari Dwipayana, minggu (26/6) ini. Selain kerugian material, Jokowi mengatakan, peredaran narkoba juga telah merusak kehidupan masyarakat. Berdasarkan data yang dimilikinya, pada tahun 2015 angka kejadian pengguna narkoba mencapai 5,1 juta jiwa.