JAKARTA. Pembangunan infrastruktur yang semakin bertambah sepertinya menjadi salah satu ikon pemerintahan Jokowi – JK. Sehingga, perseroan yang bergerak di usaha penjaminan seperti PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia alias PII harus menambah modalnya agar dapat mengikuti pertumbuhan pembangunan infrastruktur. Armand Hermawan, Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko PII, berujar, pihaknya telah mengajukan permohonan penambahan modal kepada pemerintah yakni sekitar Rp 2 triliun untuk tahun depan. Per Oktober 2014, PII telah memiliki modal sekitar Rp 4,5 triliun dengan laba ditahan kisaran Rp 800 miliar. Jika permohonan tersebut direalisasikan, maka modal PII akan berjumlah Rp 6,5 miliar. “Tapi belum disetujui karena proses panjang. Masuk ke APBN-P paling bulan Juni atau Juli. Jadi akhir tahun 2015 baru bisa,” jelasnya. Penambahan modal tersebut dimaksudkan agar jumlah proyek yang dijamin juga bisa lebih banyak. Akan tetapi, sambung Armand, modal perseroan yang sekitar Rp 4,5 triliun cukup untuk menjamin proyek-proyek sepanjang tahun 2015.
2015, PII akan tambah modal Rp 2 triliun
JAKARTA. Pembangunan infrastruktur yang semakin bertambah sepertinya menjadi salah satu ikon pemerintahan Jokowi – JK. Sehingga, perseroan yang bergerak di usaha penjaminan seperti PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia alias PII harus menambah modalnya agar dapat mengikuti pertumbuhan pembangunan infrastruktur. Armand Hermawan, Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko PII, berujar, pihaknya telah mengajukan permohonan penambahan modal kepada pemerintah yakni sekitar Rp 2 triliun untuk tahun depan. Per Oktober 2014, PII telah memiliki modal sekitar Rp 4,5 triliun dengan laba ditahan kisaran Rp 800 miliar. Jika permohonan tersebut direalisasikan, maka modal PII akan berjumlah Rp 6,5 miliar. “Tapi belum disetujui karena proses panjang. Masuk ke APBN-P paling bulan Juni atau Juli. Jadi akhir tahun 2015 baru bisa,” jelasnya. Penambahan modal tersebut dimaksudkan agar jumlah proyek yang dijamin juga bisa lebih banyak. Akan tetapi, sambung Armand, modal perseroan yang sekitar Rp 4,5 triliun cukup untuk menjamin proyek-proyek sepanjang tahun 2015.