JAKARTA. Meningkatnya pasar penjualan produk alat berat di Indonesia, manghadirkan optimisme industri alat berat juga bakal menggeliat. Apalagi dengan kapasitas terpasang untuk produksi nasional yang mencapai 6.000 unit, tahun lalu utilisasinya baru berkisar 2.000an unit saja."Kami menargetkan produksi alat berat nasional pada 2015 nanti mencapai 10.000 unit setahun," ujar Ketua Umum Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo akhir pekan kemarin. Tahun ini, produksi nasional bakal dikejar dikisaran angka 4.000 unit.Menurut Dewo potensi yang dimiliki pasar dalam negeri sangat menggiurkan untuk digarap. Buktinya, saat krisis menghantam dan proyek infrastruktur di seluruh dunia nyaris lumpuh, Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil bertahan dan tehindar dari pertumbuhan minus.Dengan melakukan produksi di dalam negeri, Dewo yakin penyerapan komponen lokal juga bisa terus meningkat. Jika saat ini, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk alat berat produksi nasional baru berkisar 50%, pada 2015 nanti angka tersebut ditargetkan bisa meningkat hingga diatas 60%. "Yang terpenting pemerintah memberlakukan equal treatment khususnya di tengah FTA saat ini," kata Dewo.Maksudnya, jika bea impor untuk produk-produk alat berat dari China bisa bebas bea masuk, maka impor komponen pun seharusnya juga mendapat perlakuan yang sama. "Jadi industri dalam negeri yang masih mengandalkan sejumlah komponen impor juga bisa diuntungkan," tegasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2015, Produksi Alat Berat Nasional Ditargetkan 10.000 unit
JAKARTA. Meningkatnya pasar penjualan produk alat berat di Indonesia, manghadirkan optimisme industri alat berat juga bakal menggeliat. Apalagi dengan kapasitas terpasang untuk produksi nasional yang mencapai 6.000 unit, tahun lalu utilisasinya baru berkisar 2.000an unit saja."Kami menargetkan produksi alat berat nasional pada 2015 nanti mencapai 10.000 unit setahun," ujar Ketua Umum Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo akhir pekan kemarin. Tahun ini, produksi nasional bakal dikejar dikisaran angka 4.000 unit.Menurut Dewo potensi yang dimiliki pasar dalam negeri sangat menggiurkan untuk digarap. Buktinya, saat krisis menghantam dan proyek infrastruktur di seluruh dunia nyaris lumpuh, Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil bertahan dan tehindar dari pertumbuhan minus.Dengan melakukan produksi di dalam negeri, Dewo yakin penyerapan komponen lokal juga bisa terus meningkat. Jika saat ini, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk alat berat produksi nasional baru berkisar 50%, pada 2015 nanti angka tersebut ditargetkan bisa meningkat hingga diatas 60%. "Yang terpenting pemerintah memberlakukan equal treatment khususnya di tengah FTA saat ini," kata Dewo.Maksudnya, jika bea impor untuk produk-produk alat berat dari China bisa bebas bea masuk, maka impor komponen pun seharusnya juga mendapat perlakuan yang sama. "Jadi industri dalam negeri yang masih mengandalkan sejumlah komponen impor juga bisa diuntungkan," tegasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News