JAKARTA. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) tak banyak menaruh target tinggi untuk tahun depan. PTBA memproyeksi, pada tahun depan, volume produksi dan penjualan hanya tumbuh 15% dari tahun ini. Hal ini karena kondisi pasar batubara yang juga belum pulih. Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengatakan, target pertumbuhan sebesar 15% di tahun depan merupakan target minimal. Harapannya, perseroan bisa terus memacu produksi dan mulai meningkatkan penjualan baik ke dalam negeri maupun penjualan ekspor. "Untuk jumlah volume, kami belum bisa sebutkan karena tahun ini pun estimasi penjualan akan mengalami deviasi," ujarnya kepada KONTAN, Senin (1/12).
Awalnya, perseroan menargetkan penjualan batubara mencapai 24,7 juta ton atau naik 39% dari realisasi tahun lalu sebesar 17,8 juta ton. Lalu, volume produksi tahun ini ditargetkan sebesar 19,8 juta ton atau tumbuh 31% dari tahun 2013. Jika target produksi tahun ini bisa tercapai, maka tahun depan, PTBA diharapkan bisa memproduksi 22,7 juta ton batubara. Namun pada realisasinya, volume produksi batubara PTBA baru mencapai 12,8 juta ton hingga September 2014. Jumlah itu hanya tumbuh 13% dibanding produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya. "Tekanan pasar masih cukup besar, namun karena batubara kami kalori tinggi, jadi lebih stabil," jelasnya. Memang, kinerja PTBA sepanjang tahun ini masih terselamatkan dari kenaikan harga jual rata-rata PTBA yang naik 19% menjadi Rp 728.079 per ton. Sementara harga jual rata-rata ekspor tercatat sebesar US$ 71,11 per ton dan harga jual domestik sebesar Rp 671.426 per ton. Di tahun depan, Joko berharap harga batubara bisa lebih baik. Joko mengungkapkan, tahun ini PTBA masih terkendala dari keterbatasan angkutan batubara. Sehingga, kemungkinan perseroan akan merevisi target penjualan. "Ada beberapa proyek pengembangan yang akan selesai tahun depan. Itu bisa mendorong efisiensi juga," ungkapnya.