2016 lalu, Pupuk Indonesia bukukan laba Rp 3,5 T



JAKARTA. Tingginya harga gas yang menjadikan harga urea kurang bersaing sampai musim tanam yang bergeser, menjadi tantangan penjualan bagi PT Pupuk Indonesia tahun lalu. Tapi, perusahaan yang menjadi holding BUMN bidang pupuk ini meningkatkan efisiensi dan lebih fokus pada produk turunan dengan nilai tambah lebih tinggi, untuk menjaga kinerjha tahun 2016.

Dari laporan kinerja tahun 2016 yang disampaikan Senin (22/5), PT Pupuk Indonesia mencatat pendapatan Rp 64,16 triliun, turun 2,12% dibanding tahun 2015 yang sebesar Rp 66,23 triliun.

Pendapatan Pupuk Indonesia pada 2016, berasal dari penjualan pupuk bersubsidi sebesar Rp 39,93 triliun, berbanding non-subsidi Rp 9,15 triliun. Penjualan non-pupuk menyumbang Rp 4,72 triliun, sedangkan pendapatan jasa dan perdangangan sebesar Rp 10,35 triliun.


Namun tahun lalu, perusahaan masih bisa menekan beban pokok penjualan sebesar 4,03% menjadi Rp 51,97 triliun.

Dengan efisiensi tersebut, laba bersih Pupuk Indonesia pada 2016 tercatat sebesar Rp 3,57 triliun. Angka ini masih lebih besar 5,13% dibandingkan dengan laba bersih pada 2015 yang tercatat sebesar Rp 3,39 triliun.

Dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, PT Pupuk Indonesia melihat masih ada tantangan kelebihan kapasitas pupuk di dunia, sehingga harga komoditas pupuk dunia masih akan tertekan. Sejumlah pabrik pupuk baru akan berdiri di Malaysia, Amerika Serikat, termasuk pabrik milik perusahaan, Pusri 2B.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia