2016, masa kejayaan emiten telekomunikasi



JAKARTA. Nyaris setengah jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia sudah merilis kinerja keuangan periode 2016. Hasilnya, sebagian besar emiten mencetak pertumbuhan laba bersih.

Di antara sekian sektor industri, Tahun Monyet Api merupakan masa jaya bagi emiten sektor telekomunikasi. Emiten saham sektor ini mencatatkan rata-rata pertumbuhan laba bersih 318,97%. Tempat kedua ditempati oleh emiten sektor industri dasar, yang sebesar 222,15%.

Emiten komoditas pertambangan dan perkebunan juga mulai memetik panen, seiring kenaikan harga dua komoditas tersebut. Laba bersih PT Adaro Energy Tbk (ADRO), sebagai contoh, naik 120% menjadi US$ 334 juta sepanjang tahun lalu.

Sebaliknya, emiten tambang mineral cenderung merana. Laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 96,23% menjadi US$ 1,9 juta. Bahkan PT Bumi Resources and Minerals Tbk (BRMS) rugi US$ 315 juta sepanjang tahun lalu.

Tahun lalu juga menjadi masa kejayaan emiten konstruksiSebut saja PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Waskita Beton Tbk (WSBP) dan PT Wika Beton Tbk (WTON). Nyaris semuanya mencetak pertumbuhan laba dua digit.

Kinerja emiten konstruksi tumbuh ditopang langkah pemerintah menggenjot proyek infrastruktur. "Kinerjanya didukung program infrastruktur pemerintah," ungkap Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas kepada KONTAN, Selasa (28/3).

Meski ekonomi masih bergejolak sepanjang tahun lalu, kinerja emiten konsumsi relatif stabil. Laba bersih PT Indofood CBP Tbk (ICBP), ambil contoh, masih tumbuh 20% jadi Rp 3,6 triliun. "Tahun lalu ICBP malah mencatat rekor kinerja tertinggi," ujar Taye Shim, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Secara umum, pertumbuhan laba bersih emiten cenderung merata. Setiap sektor memiliki jagoan masing-masing. Tapi Reza melihat lonjakan pertumbuhan justru dicetak emiten berkapitalisasi kecil dan sedang. "Yang menarik saham mid caps," ujar Reza.

Tahun ini, prediksi Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji, emiten telekomunikasi masih tetap bagus. Sebab, penggunaan smartphone cenderung naik, sementara emiten telekomunikasi gencar mengembangkan jaringan dan layanan.

Proyeksi tahun ini, pertumbuhan laba bersih emiten tidak jauh berbeda dari tahun lalu. Kinerja emiten berkapitalisasi kecil-sedang berpotensi tumbuh signifikan.

Selain sektor industri dasar dan kimia, emiten sektor tambang berpotensi tumbuh tinggi tahun ini. "Tapi harga akan fluktuatif karena banyak faktor yang mempengaruhi, terutama pergerakan harga komoditas," ujar Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia