2016, pendapatan BUMI naik menjadi US$ 101,6 juta



JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memperkirakan pendapatan bersih sepanjang tahun lalu mencapai US$ 101,6 juta. Jumlah tersebut naik 151% dibandingkan pendapatan selama 2015 yang sebesar US$ 40,5 juta dengan kerugian bersih US$ 2 miliar.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, mengemukakan, pada tahun 2016, volume penjualan batubara gabungan meningkat 10,6% year-on-year (yoy) menjadi 87,7 juta ton dibandingkan volume penjualan pada 2015 yang sebesar 79,3 juta ton.

Penjualan tersebut terdiri dari penjualan dari tambang Arutmin yang tumbuh 15,3% (yoy) menjadi 28,6 juta ton dan penjualan dari tambang Kaltim Prima Coal (KPC) yang naik 8,4% (yoy) menjadi 59,1 juta ton.


Sepanjang tahun lalu, BUMI meningkatkan volume batubara yang ditambang sebesar 6,5% (yoy) menjadi 86,5 juta ton. Khusus pada kuartal IV-2016, volume batubara yang ditambang meningkat 12,3% menjadi 23,8 juta ton.

Realisasi harga rata-rata batubara selama 2016 mencapai US$ 42,1 per ton. Harga itu menyusut 6% dibandingkan realisasi sepanjang 2015 yang sebesar US$ 44,8 per ton. Penurunan harga dipicu kondisi pasar dan eksekusi beberapa kontrak yang telah dibuat sebelumnya. Tetapi, harga jual rata-rata batubara mulai mengalami tren meningkat pada kuartal IV-2016.

"Pada tahun ini, kami memperkirakan harga patokan batubara berkisar US$ 80 per ton," ujar Dileep, Kamis (9/2). BUMI bakal meningkatkan produksi batubara antara 5% hingga 7% dengan perkiraan kenaikan harga jual rata-rata sebesar 30%. Ia menyebut, BUMI juga tengah memfinalisasi beberapa kontrak tambahan dengan pihak Jepang.

Seperti diketahui, pada tengah tahun ini, BUMI bakal mengurangi utangnya yang sebesar US$ 4,2 miliar menjadi US$ 1,6 miliar melalui konversi saham dengan jalan rights issue sebesar US$ 2 miliar dan obligasi wajib konversi senilai US$ 639 juta. Harga konversi itu disepakati sebesar Rp 926,16 per saham.

Harga saham BUMI kemarin Rp 434 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie