JAKARTA. Ekspor makanan olahan Indonesia ke Amerika Serikat (AS) berpotensi meningkat hingga mencapai US$ 125 juta dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan. Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag) saat ini ekspor makanan olahan Indonesia ke negeri Paman Sam tersebut baru mencapai US$ 75 juta dolar, dari jumlah tersebut sekitar 40% diekspor oleh UKM. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi Ekspor mengatakan, UKM tetap memegang peranan penting. “Kunci utamanya adalah seberapa mampu produsen Indonesia melakukan supply response terhadap peningkatan permintaan,” kata Bayu dalam siaran persnya, Senin (31/3). Produk makanan dan minuman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia sudah banyak yang masuk pasar Pantai Timur Amerika Serikat (AS), termasuk New York. Produk-produk yang kian banyak menarik perhatian konsumen AS antara lain sambal, kecap, bumbu-bumbu tunggal (vanili, kayu manis, kluwek), dan bumbu-bumbu racikan (bumbu gulai, bumbu nasi goreng, bumbu pecel). “Makanan olahan Indonesia itu dilihat pasar AS sebagai "speciality food" yang menarik karena karakteristik tertentu, seperti originalitas, etnik atau latar belakang budayanya, cara pengolahan yang khas, bahan yang dipakai, dan sifatnya yang eksklusif,” jelas Wamendag. Menurut Wamendag, pasar speciality food di AS mencapai sekitar US$ 90 miliar dolar. Dari pasar yang besar itu, produk-produk dari Indonesia termasuk subkategori makanan ringan (snack), minuman, saus ( condiment), bumbu, acar, dan olahan buah/sayur. Saat ini di AS, lanjut Wamendag, minat konsumen yang besar ditujukan ke makanan dan bahan makanan dari Mediterania dan Asia khususnya India, Thailand, dan Vietnam. Namun, makanan-makanan dari Korea, Indonesia, dan Turki mulai banyak dicari. “Para pengecer makanan di New York menyebutkan bahwa mulai 2013 Indonesia adalah ‘ a trending country for speciality food’ ,” imbuhnya. Salah satu yang dicari konsumen untuk makanan dan minuman Indonesia adalah Indonesia exotic flavors. “Bahan-bahan yang diperkirakan akan meningkat permintaannya yaitu kopi dan kakao, olahan kelapa, olahan bumbu, serta beras organik,” ujar Wamendag.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2017, ekspor makanan olahan ke AS bisa US$125 juta
JAKARTA. Ekspor makanan olahan Indonesia ke Amerika Serikat (AS) berpotensi meningkat hingga mencapai US$ 125 juta dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan. Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag) saat ini ekspor makanan olahan Indonesia ke negeri Paman Sam tersebut baru mencapai US$ 75 juta dolar, dari jumlah tersebut sekitar 40% diekspor oleh UKM. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi Ekspor mengatakan, UKM tetap memegang peranan penting. “Kunci utamanya adalah seberapa mampu produsen Indonesia melakukan supply response terhadap peningkatan permintaan,” kata Bayu dalam siaran persnya, Senin (31/3). Produk makanan dan minuman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia sudah banyak yang masuk pasar Pantai Timur Amerika Serikat (AS), termasuk New York. Produk-produk yang kian banyak menarik perhatian konsumen AS antara lain sambal, kecap, bumbu-bumbu tunggal (vanili, kayu manis, kluwek), dan bumbu-bumbu racikan (bumbu gulai, bumbu nasi goreng, bumbu pecel). “Makanan olahan Indonesia itu dilihat pasar AS sebagai "speciality food" yang menarik karena karakteristik tertentu, seperti originalitas, etnik atau latar belakang budayanya, cara pengolahan yang khas, bahan yang dipakai, dan sifatnya yang eksklusif,” jelas Wamendag. Menurut Wamendag, pasar speciality food di AS mencapai sekitar US$ 90 miliar dolar. Dari pasar yang besar itu, produk-produk dari Indonesia termasuk subkategori makanan ringan (snack), minuman, saus ( condiment), bumbu, acar, dan olahan buah/sayur. Saat ini di AS, lanjut Wamendag, minat konsumen yang besar ditujukan ke makanan dan bahan makanan dari Mediterania dan Asia khususnya India, Thailand, dan Vietnam. Namun, makanan-makanan dari Korea, Indonesia, dan Turki mulai banyak dicari. “Para pengecer makanan di New York menyebutkan bahwa mulai 2013 Indonesia adalah ‘ a trending country for speciality food’ ,” imbuhnya. Salah satu yang dicari konsumen untuk makanan dan minuman Indonesia adalah Indonesia exotic flavors. “Bahan-bahan yang diperkirakan akan meningkat permintaannya yaitu kopi dan kakao, olahan kelapa, olahan bumbu, serta beras organik,” ujar Wamendag.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News