JAKARTA. Untuk tahun ini, PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) hanya menganggarkan capital expenditure di kisaran Rp 180 miliar-Rp 200 miliar. Dana tersebut lebih banyak diserap untuk perbaikan tungku api dan sisanya peremajaan mesin. “Kami ingin efisiensi ditingkatkan agar cost bisa turun,” kata Sekretaris Perusahaan PT Mulia Industrindo Tbk Henry Bun dalam paparan publik, Jakarta (19/6). Asal tahu saja, gas menjadi energi utama keperluan pabrik MLIA, sekaligus menelan biaya yang besar. Kata Henry, hampir 25%-28% biaya produksi adalah keperluan gas. Sementara harga gas yang harus ditanggung MLIA adalah US$ 8,3-US$ 9 per mmbtu. Menurutnya, harga gas ini cukup mahal dan tidak kompetitif.
2017, MLIA hanya anggarkan capex Rp 200 miliar
JAKARTA. Untuk tahun ini, PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) hanya menganggarkan capital expenditure di kisaran Rp 180 miliar-Rp 200 miliar. Dana tersebut lebih banyak diserap untuk perbaikan tungku api dan sisanya peremajaan mesin. “Kami ingin efisiensi ditingkatkan agar cost bisa turun,” kata Sekretaris Perusahaan PT Mulia Industrindo Tbk Henry Bun dalam paparan publik, Jakarta (19/6). Asal tahu saja, gas menjadi energi utama keperluan pabrik MLIA, sekaligus menelan biaya yang besar. Kata Henry, hampir 25%-28% biaya produksi adalah keperluan gas. Sementara harga gas yang harus ditanggung MLIA adalah US$ 8,3-US$ 9 per mmbtu. Menurutnya, harga gas ini cukup mahal dan tidak kompetitif.