KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi target pembiayaan PT Clipan Finance Indonesia Tbk berhasil melampaui target. Hingga tutup tahun 2017, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 8,4 triliun. Direktur Clipan Finance Engelbert Rorong mengatakan, di tahun lalu pihaknya membidik target penyaluran pembiayaan sebesar Rp 7,5 triliun hingga Rp 8 triliun. Artinya, perolehan pembiayaan tahun 2017 tersebut sukses melampaui target awal perseroan. Adapun penopang bisnis perusahaan berkode saham CFIN di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih didominasi dari pembiayaan mobil bekas. Jika dirinci porsi mobil bekas Clipan Finance sebesar 53% atau secara nominal Rp 4,46 triliun. Lalu mengekor pembiayaan mobil baru berkontribusi 34% atau sejumlah Rp 2,85 triliun. Sementara, untuk segmen modal kerja dan multiguna memegang porsi kurang lebih sebesar 10% dan sisanya pembiayaan lain. Engelbert bilang, pihaknya masih belum jor-joran dalam menyalurkan pembiayaan sektor produktif lantaran sesuai dengan prinsip perusahaan yang lebih memilih berhati-hati. "Meskipun kami telah mempersiapkan infrastruktur termasuk sumber daya manusia yang berpengalaman di bidang ini, kami tetap akan melakukan pembiayaan sektor produktif secara hati-hati. Sehingga porsinya tidak akan bertambah secara signifikan," ujar Engelbert kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2017, pembiayaan Clipan Finance lampaui target
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi target pembiayaan PT Clipan Finance Indonesia Tbk berhasil melampaui target. Hingga tutup tahun 2017, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 8,4 triliun. Direktur Clipan Finance Engelbert Rorong mengatakan, di tahun lalu pihaknya membidik target penyaluran pembiayaan sebesar Rp 7,5 triliun hingga Rp 8 triliun. Artinya, perolehan pembiayaan tahun 2017 tersebut sukses melampaui target awal perseroan. Adapun penopang bisnis perusahaan berkode saham CFIN di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih didominasi dari pembiayaan mobil bekas. Jika dirinci porsi mobil bekas Clipan Finance sebesar 53% atau secara nominal Rp 4,46 triliun. Lalu mengekor pembiayaan mobil baru berkontribusi 34% atau sejumlah Rp 2,85 triliun. Sementara, untuk segmen modal kerja dan multiguna memegang porsi kurang lebih sebesar 10% dan sisanya pembiayaan lain. Engelbert bilang, pihaknya masih belum jor-joran dalam menyalurkan pembiayaan sektor produktif lantaran sesuai dengan prinsip perusahaan yang lebih memilih berhati-hati. "Meskipun kami telah mempersiapkan infrastruktur termasuk sumber daya manusia yang berpengalaman di bidang ini, kami tetap akan melakukan pembiayaan sektor produktif secara hati-hati. Sehingga porsinya tidak akan bertambah secara signifikan," ujar Engelbert kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News