JAKARTA. Impor gandum Indonesia, diproyeksikan melejit seiring dengan tumbuhnya permintaan tepung terigu untuk industri mi dan roti. Menurut Rabobank International yang dikutip Bloomberg, dalam lima tahun mendatang impor gandum Indonesia akan mencapai 10 juta ton. Saat ini Indonesia akan menjadi salah satu importir terbesar gandum di dunia. Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) menyebutkan, Indonesia merupakan importir terbesar keempat pada tahun 2013-2014 dengan peningkatan impor 0,8% menjadi 7,2 juta ton. Dalam waktu yang bersamaan, Mesir akan menjadi negara importir terbesar gandum yakni dengan volume mencapai 10,5 juta ton, kemudian disusul dengan China sebanyak 8,5 juta ton, dan Brazil sebesar 7,4 juta ton. Meningkatnya permintaan impor gandum tersebut tentu saja akan menguntungkan negara eksportir gandum seperti Australia, Amerika Serikat dan Kanada. Sekedar catatan saja, di Australia ekspor gandum ke Indonesia tersebut menyumbang 71% dari total ekspor produk gandum dari negeri kanguru tersebut pada tahun 2012. Ratna Sari Loppies Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mengatakan, tren peningkatan impor gandum Indonesia tidak dapat dihindari lagi. "Gandum sekarang sudah menjadi sumber karbohidrat termurah dibandingkan komoditas lain seperti beras, kedelai dan jagung," kata Ratna, Rabu (5/3). Ratna mencontohkan, bila dibandingkan dengan komoditas yang lain seperti beras, harga gandum masih jauh lebih murah. Dia bilang, harga gandum saat ini berada di kisaran US$ 300 per ton, sementara untuk beras masih berada di atasnya. Selain itu, inovasi dari jenis produk pangan yang bahan bakunya berasal dari gandum sangat banyak dan beragam. Namun, Ratna mengatakan faktor yang tidak kalah penting dari tren peningkatan permintaan gandum sebagai bahan baku terigu tersebut adalah jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2019, impor gandum diproyeksikan capai 10 juta ton
JAKARTA. Impor gandum Indonesia, diproyeksikan melejit seiring dengan tumbuhnya permintaan tepung terigu untuk industri mi dan roti. Menurut Rabobank International yang dikutip Bloomberg, dalam lima tahun mendatang impor gandum Indonesia akan mencapai 10 juta ton. Saat ini Indonesia akan menjadi salah satu importir terbesar gandum di dunia. Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) menyebutkan, Indonesia merupakan importir terbesar keempat pada tahun 2013-2014 dengan peningkatan impor 0,8% menjadi 7,2 juta ton. Dalam waktu yang bersamaan, Mesir akan menjadi negara importir terbesar gandum yakni dengan volume mencapai 10,5 juta ton, kemudian disusul dengan China sebanyak 8,5 juta ton, dan Brazil sebesar 7,4 juta ton. Meningkatnya permintaan impor gandum tersebut tentu saja akan menguntungkan negara eksportir gandum seperti Australia, Amerika Serikat dan Kanada. Sekedar catatan saja, di Australia ekspor gandum ke Indonesia tersebut menyumbang 71% dari total ekspor produk gandum dari negeri kanguru tersebut pada tahun 2012. Ratna Sari Loppies Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mengatakan, tren peningkatan impor gandum Indonesia tidak dapat dihindari lagi. "Gandum sekarang sudah menjadi sumber karbohidrat termurah dibandingkan komoditas lain seperti beras, kedelai dan jagung," kata Ratna, Rabu (5/3). Ratna mencontohkan, bila dibandingkan dengan komoditas yang lain seperti beras, harga gandum masih jauh lebih murah. Dia bilang, harga gandum saat ini berada di kisaran US$ 300 per ton, sementara untuk beras masih berada di atasnya. Selain itu, inovasi dari jenis produk pangan yang bahan bakunya berasal dari gandum sangat banyak dan beragam. Namun, Ratna mengatakan faktor yang tidak kalah penting dari tren peningkatan permintaan gandum sebagai bahan baku terigu tersebut adalah jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News