KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Potensi wisata halal diperkirakan mencapai US$ 200 miliar pada tahun 2020 dan meningkat menjadi senilai US$ 300 miliar pada tahun 2026 mendatang. Asia Pasifik memiliki kue wisata halal yang cukup besar dan setiap tahun terus meningkat. Tiga negara yang agresif dalam mempromosikan destinasi ini adalah Indonesia, Malaysia dan Thailand. Menurut Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Panca Sarungu, saat ini Malaysia dan Indonesia bersaing cukup ketat di segmen pariwisata ini. Di satu sisi, Thailand tidak ingin ketinggalan karena melihat potensi ekonominya yang besar, sehingga menjadi salah satu emerging market di Asia. "Namun Singapura juga memiliki prospek yang cerah untuk wisata halal, dan bahkan pertumbuhannya bisa dua digit. Menurut saya, bukan hal yang sulit karena 5% penduduk negara kota ini adalah Muslim atau Melayu. Dan mereka sudah terbiasa menangani wisata halal," katanya dalam keterangan resminya (8/9). Panca mencontohkan, bahwa Bandara Changi pun sudah memisahkan makanan halal dan non halal di salah satu food court yang ada di sana. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Singapura sudah mulai serius menggarap segmen ini. Langkah selanjutnya yang perlu disiapkan adalah pembentukan dewan pariwisata halal yang terdiri dari para ahli di bidang tersebut. "Selain itu, harus ada tour operator atau pedoman maupun publikasi yang rutin mempromosikan wisata halal di Singapura," saran Ketua Umum DPP Masyarakat Sadar Wisata tersebut.
2026, Singapura calon destinasi favorit di Asia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Potensi wisata halal diperkirakan mencapai US$ 200 miliar pada tahun 2020 dan meningkat menjadi senilai US$ 300 miliar pada tahun 2026 mendatang. Asia Pasifik memiliki kue wisata halal yang cukup besar dan setiap tahun terus meningkat. Tiga negara yang agresif dalam mempromosikan destinasi ini adalah Indonesia, Malaysia dan Thailand. Menurut Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Panca Sarungu, saat ini Malaysia dan Indonesia bersaing cukup ketat di segmen pariwisata ini. Di satu sisi, Thailand tidak ingin ketinggalan karena melihat potensi ekonominya yang besar, sehingga menjadi salah satu emerging market di Asia. "Namun Singapura juga memiliki prospek yang cerah untuk wisata halal, dan bahkan pertumbuhannya bisa dua digit. Menurut saya, bukan hal yang sulit karena 5% penduduk negara kota ini adalah Muslim atau Melayu. Dan mereka sudah terbiasa menangani wisata halal," katanya dalam keterangan resminya (8/9). Panca mencontohkan, bahwa Bandara Changi pun sudah memisahkan makanan halal dan non halal di salah satu food court yang ada di sana. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Singapura sudah mulai serius menggarap segmen ini. Langkah selanjutnya yang perlu disiapkan adalah pembentukan dewan pariwisata halal yang terdiri dari para ahli di bidang tersebut. "Selain itu, harus ada tour operator atau pedoman maupun publikasi yang rutin mempromosikan wisata halal di Singapura," saran Ketua Umum DPP Masyarakat Sadar Wisata tersebut.