KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Badan Pertanahan Nasional (BPN) menyebut ada 23 situ yang hilang di Jabodetabek. Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Wisnubroto Sarosa mengatakan, angka tersebut didapatkan setelah Kementerian ATR melakukan kajian dalam enam bulan terakhir. “Sejak 6 bulan lalu, kami sudah profiling 162 situ di Jabodetabek sepanjang Sungai Ciliwung hingga Cisadane. Hasilnya, data dari kantor pertanahan ada 23 situ yang rusak,” kata Wisnubroto dalam acara talkshow Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, Embung, dan Waduk di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) (10/10). Dari data yang diberikan Kementerian ATR/BPN awalnya ada 188 situ di dengan luas 2,21 juta hektare, berkurang 23 situ seluas 456,65 hektare sehingga total tersisa menjadi 165 situ seluas 1,75 hektar. Banten berkontribusi atas hilangnya 8 situ, sementara di Jawa Barat ada 15 situ yang hilang.
23 titik situ di Jabodetabek hilang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Badan Pertanahan Nasional (BPN) menyebut ada 23 situ yang hilang di Jabodetabek. Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Wisnubroto Sarosa mengatakan, angka tersebut didapatkan setelah Kementerian ATR melakukan kajian dalam enam bulan terakhir. “Sejak 6 bulan lalu, kami sudah profiling 162 situ di Jabodetabek sepanjang Sungai Ciliwung hingga Cisadane. Hasilnya, data dari kantor pertanahan ada 23 situ yang rusak,” kata Wisnubroto dalam acara talkshow Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, Embung, dan Waduk di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) (10/10). Dari data yang diberikan Kementerian ATR/BPN awalnya ada 188 situ di dengan luas 2,21 juta hektare, berkurang 23 situ seluas 456,65 hektare sehingga total tersisa menjadi 165 situ seluas 1,75 hektar. Banten berkontribusi atas hilangnya 8 situ, sementara di Jawa Barat ada 15 situ yang hilang.