25 perusahaan Korsel minati KLIK



JAKARTA. Terobosan Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) yang diluncurkan pemerintah pada 22 Februari lalu mulai mendapat perhatian investor. Dua puluh lima perusahaan asal Korea Selatan menjajaki peluang untuk memanfaatkan fasilitas KLIK.

Badan Koordinasi Penanaman Modal melalui perwakilannya di Korea Selatan memfasilitasi investor asal negeri Ginseng tersebut bertemu pengelola salah satu kawasan industri yang termasuk dalam 14 kawasan industri yang ditetapkan oleh pemerintah melaksanakan kemudahan investasi langsung konstruksi.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dalam siaran pers-nya menyampaikan bahwa kantor perwakilan BKPM di delapan negara siap mempromosikan kemudahan investasi langsung konstruksi untuk mempercepat realisasi investasi.


“Dalam pertemuan dengan para investor tersebut, hadir beberapa CEO perusahaan Korea Selatan yang bergerak dibidang kelistrikan, pelabuhan, konstruksi jalan, financing, perbankan,” ujar Franky yang berkunjung ke Korea Selatan, Jumat (4/3).

Menurut Franky, dalam pertemuan tersebut sektor-sektor yang ditawarkan kepada investor adalah proyek infrastruktur di antaranya pembangkit listrik 2 x 300 MW, water treatment, jalan tol akses ke kawasan industri serta fasilitas pelabuhan dengan nilai investasi diperkirakan mencapai US$ 2,5 miliar.

Dia menjelaskan kehadiran pengelola kawasan industri memungkinkan komunikasi secara intensif dengan investor terkait fasilitas yang ada di kawasan industri.

Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia. Dari data BKPM, realisasi investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$ 8 miliar. Dalam periode tersebut, sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%.

Sedangkan dari sisi komitmen investasi pada tahun 2015, tercatat kenaikan komitmen sebesar 86% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 4,8 miliar. Korsel menduduki peringkat kelima dari daftar asal negara komitmen investasi setelah Tiongkok, Singapura, Malaysia dan Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie