KONTAN.CO.ID - Jakarta. Perusahaan teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mampu memangkas rugi bersih atribusi entitas induk per September 2023 atau 9 bulan tahun ini menjadi Rp 9,55 triliun, susut 53% dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp 20,32 triliun. Penurunan rugi bersih ini berhasil dilakukan seiring dengan dukungan pendapatan bersih GOTO yang naik 32% pada periode tersebut menjadi Rp 10,51 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,97 triliun. Perbaikan kinerja ini melanjutkan tren peningkatan pendapatan bersih dan penurunan rugi bersih sejak laporan kuartalan di Juni 2022, setelah perusahaan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022.
Pada kuartal I-2023, induk usaha Gojek, Tokopedia, GoTo Financial (GTF), dan GoTo Logistics berhasil menurunkan rugi bersih hingga 40,34% menjadi rugi bersih Rp 3,86 triliun per Maret 2023 dari Maret 2022 rugi bersih Rp 6,47 triliun. Setelah itu, performa apik ini juga dilanjutkan dengan mampu menekan rugi bersih menjadi sebesar Rp 7,16 triliun pada Juni 2023, dipangkas 48% dari semester I-2022 yang rugi bersih Rp 13,65 triliun. Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang disampaikan Senin (30/10/2023), terlihat beban dan biaya GOTO juga mampu ditekan. Beberapa beban yang dipangkas yakni beban umum dan administrasi yang turun 57% menjadi Rp 4,61 triliun dari periode September tahun lalu Rp 8,63 triliun. Beban lainnya yaitu beban penjualan dan pemasaran juga minus sebesar 47% jadi Rp 4,82 triliun, dari Rp 11,27 triliun. Adapun beban iklan dan pemasaran juga mampu diturunkan 53% menjadi Rp 1,5 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,27 triliun. Dalam keterangan resmi, Senin ini (30/10), manajemen GOTO menyatakan mampu mencatatkan perbaikan kuartalan atas rugi EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar 74% year-on-year menjadi Rp 942 miliar, dari sebelumnya rugi EBITDA Rp 3,69 triliun di Q3-2022, yang didorong peningkatan monetisasi dan manajemen beban usaha secara disiplin. Nilai transaksi bruto atau GTV (gross transaction value) Grup juga tumbuh 5% dibanding kuartal sebelumnya, menunjukkan dampak positif dari inovasi perseroan di tengah kompetisi yang semakin ketat. Di saat yang bersamaan, nilai transaksi bruto atau GTV (gross transaction value) Grup tumbuh 5% menjadi Rp 151,3 triliun dibanding kuartal sebelumnya, menunjukkan dampak positif dari inovasi perseroan di tengah kompetisi yang semakin ketat. Sementara itu, GTV Grup turun 6% year-on-year, disebabkan oleh penurunan insentif dan pemasaran produk. Pada saat yang bersamaan, jumlah konsumen profitabel dan kontribusi mereka terhadap GTV tetap stabil dibandingkan kuartal sebelumnya. Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo mengatakan GTV Grup telah kembali mencatatkan pertumbuhan positif setelah mencatatkan penurunan dua kuartal berurutan, didorong oleh pertumbuhan unit bisnis E-Commerce dan On-Demand Services. Hal ini disebabkan oleh strategi perseroan memperluas pasar potensial (total addressable market atau TAM) melalui pengembangan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan konsumen yang lebih peka terhadap harga (price conscious customers). “Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat. Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang perseroan,” katanya, dalam siaran pers, Senin ini (30/10). Dalam kesempatan itu, Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, menjelaskan, seiring tumbuh kembalinya GTV di kuartal ketiga dibanding kuartal sebelumnya, perseroan juga mencatat adanya perbaikan secara berturut-turut pada margin kontribusi dan EBITDA yang disesuaikan. Hal ini didorong oleh efisiensi beban operasional, dengan mengurangi redudansi serta pemanfaatan teknologi untuk menekan biaya. “Kami terus melangkah menuju profitabilitas, di mana di kuartal ketiga ini unit bisnis On-Demand Services berhasil mencapai nilai positif untuk EBITDA yang disesuaikan, sebelum alokasi biaya korporasi. Meski demikian, kami melihat adanya kompetisi yang semakin ketat dan kemungkinan akan terus berlanjut. Perseroan akan merespons hal ini dengan prinsip kehati-hatian, seiring upaya kami menyeimbangkan pertumbuhan dengan profitabilitas,” kata Jacky. Lebih lanjut, Jacky mengatakan, pendapatan bruto GOTO tumbuh 1% year-on-year mencapai Rp 6 triliun, didukung penghematan beban insentif dan pemasaran produk sebesar 36% year-on-year atau setara dengan Rp 2,1 triliun untuk kuartal III ini. Margin kontribusi Grup juga tetap positif untuk tiga kuartal berturut-turut, yaitu 0,75% sebagai persentase GTV, tumbuh 149 bps (basis poin) year-on-year dan 2 bps dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter) mencapai Rp 1,1 triliun.
Perseroan memiliki kas dan neraca yang solid, dengan kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp 25,2 triliun pada tanggal 30 September 2023. Tingkat penggunaan bersih kas (net cash burn) berkurang 76% dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga GOTO memiliki modal lebih dari cukup untuk menjalankan kegiatan bisnisnya dan mengeksekusi rencana saat ini. Dalam kesempatan ini, manajemen GOTO juga mengumumkan bahwa tidak lagi berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) internasional, yang sebelumnya disampaikan pada prospektus IPO Perseroan serta telah disetujui oleh pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023. Apabila Perseroan memutuskan untuk melaksanakan IPO internasional di masa yang akan datang, Perseroan akan memintakan kembali persetujuan pemegang saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Indah Sulistyorini