3 Faktor Utama Pemicu Gunung Berapi Meleltus dan Dampaknya



KONTAN.CO.ID -  Gunung berapi meletus tentu disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Dampak dari gunung berapi meletus pun juga menimbulkan dampak-dampak bagi lingkungan sekitarnya.

Kekuatan letusan gunung berapi bisa mengubah ekosistem, menghancurkan wilayah, dan bahkan memengaruhi iklim global. 

Melalui letusan, gunung berapi melepaskan lava, abu, dan gas-gas beracun yang dapat menghancurkan ekosistem lokal hingga memengaruhi iklim global. 


Melansir dari situs Direktorat SMP Kemendikbud, letusan gunung berapi terjadi karena adanya endapan magma panas yang tertahan di bawah kerak bumi. 

Baca Juga: Israel Berencana Melipatgandakan Populasi di Wilayah Golan yang Diduduki

Magma yang terdiri atas campuran batuan cair, gas, dan kristal, terbentuk dari lelehan batuan di dalam mantel bumi akibat suhu dan tekanan yang sangat tinggi. 

Endapan magma yang semakin bertambah menciptakan tekanan besar di bawah kerak bumi. 

Ketika tekanan ini tak lagi mampu ditahan oleh lapisan kerak, magma terdorong ke atas, mencari jalur keluar melalui celah atau retakan di kerak bumi hingga akhirnya mencapai permukaan dan meletus. 

Proses ini bisa diiringi dengan serangkaian gempa bumi kecil yang disebabkan oleh pergerakan magma ke permukaan. Pada saat itulah, letusan terjadi, mengeluarkan lava, abu vulkanik, dan gas-gas yang terperangkap di dalamnya.

Faktor utama pemicu letusan gunung berapi

1. Tekanan gas di dalam magma

Tekanan gas dalam magma menjadi salah satu faktor utama yang memicu letusan gunung berapi. Magma mengandung gas-gas vulkanik seperti uap air, karbon dioksida, dan belerang dioksida. 

Gas-gas ini terperangkap dalam magma yang berada di kedalaman bumi dan membentuk tekanan yang besar. Seiring bertambahnya endapan magma, tekanan gas meningkat dan terus mendesak menuju permukaan. 

Ketika tekanan ini mencapai titik maksimal, gunung berapi meletus untuk melepaskan energi tersebut. Jenis letusan dan skala kerusakan yang ditimbulkan sangat dipengaruhi oleh kandungan gas di dalam magma ini .

2. Kekentalan atau viskositas magma

Sifat magma, apakah lebih kental atau lebih cair, juga memengaruhi jenis letusan yang dihasilkan. 

Magma dengan kandungan silika yang tinggi cenderung lebih kental, sehingga gas yang terjebak di dalamnya sulit keluar. 

Kondisi ini dapat memicu letusan eksplosif yang dahsyat. Sebaliknya, magma yang lebih cair, seperti basaltik, memungkinkan gas untuk keluar lebih mudah sehingga letusannya cenderung lebih tenang dan lambat dengan aliran lava yang stabil .

3. Interaksi dengan air Interaksi antara magma dan air bawah tanah atau air laut dapat menciptakan letusan yang sangat kuat. 

Ketika magma panas bertemu dengan air, air tersebut langsung berubah menjadi uap dalam jumlah besar. 

Proses perubahan air menjadi uap menciptakan tekanan yang sangat tinggi dalam waktu singkat, sehingga magma terdorong keluar dengan cepat. Fenomena ini dikenal sebagai letusan freatik, yang sering kali menghasilkan ledakan keras dan abu yang menyebar luas .

Tonton: Gagal Membendung Serangan Rusia di Perbatasan Donetsk, Ukraina Ganti Pejabat Militer

Dampak letusan gunung berapi

Letusan gunung berapi berdampak besar pada lingkungan sekitar, masyarakat, hingga iklim bumi secara global. 

Abu vulkanik dan gas-gas yang dilepaskan ke atmosfer dapat memblokir sinar matahari, mengakibatkan pendinginan sementara di daerah yang terdampak atau bahkan memengaruhi suhu global. 

Kandungan sulfur dioksida (SO₂) yang dilepaskan dalam letusan dapat bereaksi dengan uap air di atmosfer dan membentuk aerosol, yang kemudian memantulkan sinar matahari kembali ke luar angkasa, sehingga menurunkan suhu permukaan bumi. 

Dampak dari letusan ini bisa dirasakan di berbagai sektor, termasuk pertanian, kesehatan, dan sosial, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung berapi.

Penting bagi masyarakat untuk memahami proses di balik letusan gunung berapi guna memitigasi risiko bencana yang ditimbulkan. 

Dengan pemantauan yang tepat, para ilmuwan dapat memprediksi potensi letusan melalui berbagai indikator seperti gempa vulkanik, perubahan suhu di sekitar gunung, serta perubahan dalam emisi gas. 

Dengan langkah-langkah ini, masyarakat dapat bersiap menghadapi kemungkinan letusan, mengurangi risiko kehilangan nyawa, serta melindungi aset-aset penting seperti lahan pertanian, permukiman, dan infrastruktur lainnya. 

Upaya mitigasi ini juga sangat krusial dalam menjaga stabilitas lingkungan dan mendukung keberlanjutan hidup masyarakat sekitar.

Selanjutnya: Prospek Saham Bank di Tengah Aksi Jual Investor Asing

Menarik Dibaca: The New Tribeca Buka di Central Park Mall, Tempat Baru untuk Kuliner dan Relaksasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News