3 Faktor yang meningkatkan risiko long covid, Anda mesti mengenali



KONTAN.CO.ID - Walau sudah dinyatakan sembuh, masih banyak gejala Covid-19 yang terus terjadi dalam jangka waktu lama. Kondisi itulah yang disebut long covid. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko long covid.

Mengutip dari E Times, 5%-10% pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri dan sekitar 80% pasien Covid-19 yang dirawat di rumahsakit mengalami long covid.

Beberapa gejala yang sering terjadi adalah sesak napas, nyeri otot, kelelahan, dan menurunnya fungsi indra penciuman.


Hasil penelitian menunjukkan, wanita lebih rentan mengalami long covid. Kelelahan dan perubahan siklus menstruasi bisa terjadi. Apalagi, jika sebelum terinfeksi virus corona, tingkat stres terlalu tinggi.

Baca Juga: Cara mengembalikan penciuman pasca sembuh dari Covid-19, jangan panik ya

Orangtua yang berusia lebih dari 40 tahun juga memiliki risiko long covid. Seiring bertambahnya usia, kekuatan sistem imun tubuh mengalami penurunan.

Hal itulah yang membuat orangtua lebih rentan mengalami long covid. Hal yang sama juga berpengaruh terhadap tingkat keparahan Covid-19.

Melansir E Times, faktor lain yang berpengaruh pada risiko long covid adalah penyakit kelainan imun.

Penderita penyakit tersebut juga harus lebih waspada terhadap penularan Covid-19, apalagi dengan adanya mutasi virus corona yang lebih mudah menyebar.

Baca Juga: Ini 9 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia, apa saja perbedaannya?

Untuk menghindari risiko tersebut, penting bagi Anda untuk segera mendapat suntikan vaksin Covid-19.

Hasil penelitian menunjukkan, vaksinasi membantu tubuh lebih kuat dalam melawan infeksi virus corona. Risiko long covid pun menjadi lebih mudah untuk Anda hindari.

Tidak berhenti sampai di situ, Anda tetap perlu menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Meski sudah divaksin, pastikan untuk tetap memakai masker ketiak bertemu orang lain. Menjaga jarak dan rajin mencuci tangan juga perlu selalu Anda lakukan.

Selanjutnya: Risiko long covid mengintai anak-anak, bukan cuma orang dewasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News