3 Hal Ini Perlu Diperhatikan Ketika Memilih Pesantren yang Tepat Buat Anak



KONTAN.CO.ID -  Pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang cukup banyak dipilih oleh orangtua. 

Pesantren diyakini mampu memberikan pendidikan yang holistic, mulai dari sisi keilmuan, agama, hingga adab dan etika. 

Hal ini membuat orangtua memilih pesantren mengingat era digital cukup banyak membawa pengaruh yang tidak baik dan membuat orangtua was-was.


Menurut Dosen Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ahmad Fatoni, pesantren adalah lembaga pendidikan yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. 

Baca Juga: Latar Belakang Meletusnya Perang Dunia 2, Negara yang Terlibat, & Berakhirnya Perang

Keterikatannya juga sangat kuat karena memiliki kotribusi bagi sumber daya manusia di Indonesia. Utamanya, dari segi akidah maupun akhlak. 

“Di Kementerian Agama sendiri tercatat ada lebih dari lima ribu pesantren yang berada di Jawa Timur. Belum lagi di daerah lain, ,” ucap Fatoni, dikutip dari situs UMM. 

Menurutnya, ada tiga pertimbangan yang dapat digunakan orangtua maupun calon santri saat memilih pesantren. Berikut ini pertimbangan yang perlu dilakukan orangtua sebelum memilih pesantren.

1. Menetapkan tujuan anak atau calon santri

Jika ingin menjadi penghafal Alquran maka carilah pesantren yang memiliki program hafalan di dalamnya. 

Kemudian jika bertujuan menjadi pakar ilmu agama, misalnya literatur keislaman klasih, maka bisa mencari pesantren yang menyediakan sistem pembelajaran berdasarkan kitab kuning atau gundul. 

“Jika tujuannya adalah ingin anak menjadi calon intektual ulama, maka carilah pesantren yang memadukan antara pendidikan kepesantrenan dengan pendidikan formal. Biasanya pesantren terkait mengintegrasikan ilmu-ilmu umum dengan ilmu agama khas pesantren,” jelasnya.

2. Menentukan model yang diinginkan

Secara umum, pesantren dibagi menjadi dua, yakni tradisional dan modern. Tradisional atau salafi biasanya menekankan pada kitab-kitab kuning atau kitab gundul. 

Bahkan model pesantren ini melarang santrinya untuk mengenyam pendidikan formal supaya lebih fokus menguasai kitab-kitab. 

Jika santri ingin mendapatkan pendidikan formal, biasanya santri diminta mencari di luar pesantren.

Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Banyak Negara Dunia Ingin Putus Hubungan dengan Dolar AS

Model lainnya adalah model modern. Di sini santri tidak hanya belajar ilmu keislaman saja namun juga diajarkan ilmu-ilmu umum tentang teknologi maupun bahasa. 

Dalam kata lain, model modern ini tidak hanya menitikberatkan untuk belajar kitab-kitab kuning saja.

“Setelah menetapkan tujuan dan model pesantren orangtua atau calon santri harus melihat rekam jejak dari pesantren yang akan dipilih. Misalnya dengan melihat alumni yang ada. Apakah banyak yang berhasil atau sukses dan mampu bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

3. Lihat sistem belajar

Selanjutnya adalah melihat sistem belajar yang diterapkan pada pesantren. Kemudian juga kualitas alumni, kiprah pimpinan pondok serta jasanya di masyarakat. 

Jika pesantren itu baru dan belum memiliki alumni, orang tua bisa datang langsung ke lokasi untuk mengecek dan observasi. Melihat secara langsung, apakah  pesantren tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News