KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kemungkinan akan terjadinya resesi Amerika Serikat dalam waktu dekat semakin meningkat. Hal ini mengacu pada pendapat sejumlah pihak yang berkompeten untuk menganalisa masalah tersebut. Melansir
Bloomberg, Pimpinan The Federal Reserve Jerome Powell mengeluarkan pernyataan yang paling eksplisit bahwa kenaikan suku bunga yang tajam dapat mengarahkan ekonomi Amerika Serikat ke dalam jurang resesi. Dia mengatakan resesi menjadi satu kemungkinan yang bisa terjadi dan menyebut soft landing yang dihadapi ekonomi AS "sangat menantang".
"Risiko lainnya, bagaimanapun, adalah bahwa kami tidak akan berhasil memulihkan stabilitas harga dan bahwa kami akan membiarkan inflasi yang tinggi ini mengakar dalam perekonomian," kata Powell kepada anggota parlemen pada hari Rabu (22/6/2022). Dia menambahkan, "Kita tidak boleh gagal dalam tugas itu. Kita harus kembali ke inflasi 2 persen." Ekonom Nomura Holdings Inc memprediksi, perekonomian AS kemungkinan besar akan jatuh ke dalam jurang resesi ringan pada akhir 2022 karena Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk menjinakkan harga.
Baca Juga: Ingin Jadi Miliarder? Warren Buffett Punya 7 Pesan yang Sangat Jenius Nomura memperingatkan bahwa kondisi keuangan akan semakin ketat, sentimen konsumen memburuk, distorsi pasokan energi dan makanan memburuk dan prospek pertumbuhan global memburuk. "Dengan momentum pertumbuhan yang melambat dengan cepat dan Fed berkomitmen untuk memulihkan stabilitas harga, kami percaya resesi ringan yang dimulai pada kuartal keempat 2022 sekarang lebih mungkin terjadi daripada tidak," tulis ekonom Nomura Aichi Amemiya dan Robert Dent dalam sebuah catatan Senin seperti yang dilansir Bloomberg.
3 Jurus Resesi Warren Buffett
Resesi biasanya negatif untuk pasar saham. Mengutip
The Motley Fool, dalam hal saran tentang topik ini, apa yang dikatakan investor legendaris Warren Buffett sangat menarik untuk disimak: 1. Membeli untuk jangka panjang Nasihat pertama dari Warren Buffett adalah jika Anda tidak mau memiliki saham selama 10 tahun, jangan pernah berpikir untuk memilikinya selama 10 menit. Intinya di sini adalah seseorang harus berinvestasi pada saham yang diyakini berkinerja baik di tahun-tahun mendatang. Ini sangat penting ketika datang ke periode resesi. Seorang investor tentunya ingin mempertahankan perusahaan berkualitas yang tidak akan bangkrut selama enam bulan atau lebih, terutama saat masa sulit perekonomian. Mengacu pada nasihat Warren Buffett, pilih perusahaan yang stabil secara finansial dan memiliki permintaan konsumen yang tangguh. Sebaliknya, hindari perusahaan yang memiliki tingkat utang tinggi. Selama resesi, akan cukup sulit bagi beberapa perusahaan untuk tetap menguntungkan, tanpa kerumitan tambahan untuk mencoba membayar utang.
Baca Juga: Warren Buffett Sarankan Hal Ini untuk Hadapi Inflasi Tinggi, Mudah Dilakukan 2. Menghindari keinginan untuk trading Poin kedua dari Warren Buffett terkait dengan fakta bahwa saya adalah seorang investor, bukan seorang trader. Buffett mengatakan bahwa menyebut seseorang yang aktif melakukan trading di pasar sebagai investor sama seperti menyebut seseorang yang berulang kali terlibat dalam hubungan satu malam adalah romantis. Trader yang membeli dan menjual saham selama beberapa hari atau bahkan beberapa jam bisa sangat sukses. Namun, jauh lebih sulit untuk menghasilkan uang dalam skenario ini daripada sikap investor yang membeli saham selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Selama resesi, akan lebih sulit untuk membuat langkah investasi jangka pendek yang cerdas. Ini karena volatilitasnya tinggi, bersama dengan banyak ketidakpastian di kalangan investor. Oleh karena itu, Warren Buffett menyarankan untuk mempertahankan gelar sebagai investor. Yakni dengan menghindari membeli dan menjual saham setiap hari.
3. Meniru Warren Buffett dalam membeli saham murah Kemerosotan pasar yang sering menyertai resesi memberi peluang besar untuk membeli saham berkualitas dengan harga murah. Buffett berkomentar bahwa peluang jarang datang. Saat hujan emas, keluarkan embernya, bukan bidalnya. Karena ketakutan jangka pendek yang berlebihan, beberapa saham bisa mengalami keanjlokan di bawah nilai wajar. Dalam hal ini, gunakan uang cadangan yang dimiliki dan membelinya. Bagaimanapun, sejarah menunjukkan bahwa kemerosotan tidak berlangsung selamanya dan bahwa tren jangka panjang pasar saham lebih tinggi. Jadi, jangan ragu untuk mengeluarkan ember seperti yang disarankan Warren Buffett, agar bisa mendapatkan keuntungan selama pemulihan.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie