Penyakit Musim Kemarau - Musim kemarau tahun ini diprediksi mencapai puncaknya pada bulan September. Mengingat suhu udara meningkat, masyarakat perlu mewaspadai berbagai penyakit yang umum menyerang saat musim kemarau. Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menjelaskan beberapa penyakit yang umum terjadi saat musim kemarau tiba. Dengan mengetahui penyakit apa saja yang sering muncul ketika suhu memanas, masyarakat bisa melakukan langkah-langkah pencegahan.
ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang biasanya disebabkan oleh virus bisa juga disebabkan oleh bakteri. Biasanya menyerang hidung dan tenggorokan dan menimbulkan gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam, dan biasanya tidak membutuhkan perawatan medis. “Selain itu, cuaca panas mendorong seseorang untuk mengonsumsi es berlebih sehingga berisiko mengalami sakit tenggorokan. Cuaca ekstrem juga membuat sistem imun tubuh cenderung menurun,”ujar Ira, dikutip dari situs UM Surabaya. Beberapa cara untuk mencegah terjadinya ISPA diantaranya:- Mengonsumsi makanan yang bergizi,
- Rutin berolahraga,
- Istirahat yang cukup,
- Mengonsumsi air putih minimal 2 liter/hari,
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar,
- Rajin mencuci tangan,
- Hindari orang yang sedang batuk pilek,
- Menggunakan masker jika berada di tempat yang berdebu.
Diare
Diare juga menjadi penyakit yang biasanya menyerang di musim kemarau. Udara yang semakin kering, debu yang meningkat, terkontaminasinya air dengan bakteri e.coli, serta banyaknya lalat menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat. Diare merupakan gangguan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan buang air besar dengan konsistensi tinja encer secara terus menerus. Pada musim kemarau kondisi air berbeda dengan musim hujan. Pada musim hujan, air lebih banyak dan mengalir, sedangkan pada musim kemarau, ketersediaan air menurun, air tidak mengalir dan konsentrasi kuman lebih meningkat. Sumber air orang Indonesia untuk kebutuhan sehari-hari kebanyakan adalah air sungai. Dengan meningkatnya konsentrasi kuman pada air maka semakin tinggi pula paparan kuman ke tubuh. Hal ini menyebabkan kejadian diare menjadi lebih tinggi dibandingkan pada musim hujan. “Sama seperti ISPA, pencegahan diare juga dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan, mengoonsumsi air minum yang berkualitas, rajin mencuci tangan, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” jelas Ira. Baca Juga: Inilah Sayuran dan Buah Penurun Tensi Tinggi dan Gejala Penyakit HipertensiDema Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam, sakit kepala, mual muntah, hingga munculnya ruam merah pada kulit. Berkurangnya curah hujan pada musim kemarau menyebabkan tempat-tempat yang terdapat genangan air tidak tersapu oleh air hujan sehingga tempat tersebut menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa pada musim kemarau, nyamuk Aedes aegypti menjadi lebih ganas karena suhu yang meningkat.- Menguras tempat penampungan air,
- Menutup tempat penampungan air,
- Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
- Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk seperti lavender, bunga bawang, serai wangi, geranium, dan rosemary.
- Memeriksa tempat-tempat yang digunakan sebagai penampungan air.
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang, ikan mas, ikan koi, ikan guppy.
- Menggunakan obat anti nyamuk. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah.
- Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar.
- Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup.
- Memberikan larvasida pada penampungan air yang sulit untuk dikuras.
- Memperbaiki saluran air yang tidak lancar