3 Penyebab Berat Badan Naik saat Puasa



KONTAN.CO.ID - Puasa tidak menjamin berat badan turun. Justru, tidak sedikit orang mengalami berat badan naik setelah menjalani puasa Ramadan. Ini penyebab berat badan naik saat puasa. 

Mengutip Pop Sugar, banyak orang menemukan manfaat dari puasa, termasuk mencegah penyakit, perbaikan pencernaan, mengurangi kembung, dan menurunkan berat badan. 

Tapi, untuk menurunkan berat badan, tidak terlalu diyakini oleh para ahli. Berikut beberapa kesalahan dalam puasa yang justru bisa membuat berat badan naik: 


1. Makan terlalu banyak selama berbuka puasa 

Melansir Pop Sugar, beberapa penelitian menunjukkan, puasa bisa bermanfaat untuk menurunkan berat badan, tetapi bisa juga sebaliknya. 

Whitney English Tabaie, ahli gizi terdaftar dan bersertifikat NASM, mengatakan, jika makan berlebihan selama buka puasa justru dapat membuat berat badan naik. 

Puasa bisa menurunkan berat badan karena waktu makan dan kecenderungan jumlah asupan kalori yang dimakan berkurang. 

Baca Juga: Diet Nasi Efektif Menurunkan Berat Badan, Simak Cara Kerjanya

Namun, jika jumlah asupan kalori sehari saat buka puasa sama besarnya atau bahkan lebih besar dari hari biasa, maka yang terjadi adalah berat badan naik. 

Tabaie meyakini, puasa untuk menurunkan berat badan tidak berlaku untuk semua orang, karena ada kebiasaan melampiaskan rasa lapar saat waktu berbuka tiba. 

Ia menyebutnya sebagai "pesta makan berlebihan", yang efeknya kontraproduktif dengan upaya penurunan berat badan.

2. Tidak cukup nutrisi saat makan sahur dan buka puasa 

Memastikan cukup makan sahur dan buka puasa adalah hal yang baik untuk puasa Ramadan ideal. 

Dikutip dari Pop Sugar, ahli diet terdaftar Leslie Langevin mengatakan, jika asupan makan saat jeda puasa tidak terpenuhi, bisa mendorong orang melakukan makan berlebihan di saat berbuka. 

Kalau itu berlangsung menjadi sebuah siklus sepanjang periode puasa Ramadan, maka dapat menyebabkan berat badan naik. 

Mengutip buku Resep Praktis: Sehat dan Fit Selama Berpuasa (2016) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, makan sahur mencukupi 40% kebutuhan energi saat menjalankan puasa. 

Baca Juga: 7 Manfaat Biji Ketumbar bagi Kesehatan, Efektif Menurunkan Gula Darah

Prinsipnya, saat makan sahur adalah, pilih makanan yang dicerna tubuh dalam waktu lama (lambat) atau tidak cepat diubah menjadi glukosa darah, yaitu karbohidrat kompleks. 

Karbohidrat kompleks, contohnya: 

  • Biji-bijian utuh 
  • Buah kaya serat 
  • Sayuran kaya serat 
  • Kacang polong 
Sementara sebanyak 60% kebutuhan energi tubuh ahrus dipenuhi dari makanan saat buka puasa. Saat buka puasa Anda perlu mengonsumsi karbohidrat sederhana yang mengandung nutrisi, seperti kurma. 

Karbohidrat sederhana ada baiknya dikonsumsi karena tubuh butuh makanan ringan yang mudah diserap, sehingga tidak membebani dan mengejutkan sistem pencernaan setelah seharian puasa. 

Makanan berat sebaiknya Anda konsumsi setelah salat maghrib, seperti makanan mengandung karbohidrat kompleks. 

Baca Juga: Mudah Dilakukan! Ini Cara Menurunkan Berat Badan saat Puasa

3. Kekurangan protein 

Saat sahur dan buka puasa penting untuk memenuhi asupan protein untuk bisa mencegah rasa lapar. 

Dilansir dari WebMD, protein dalam tubuh penting untuk membantu proses ketosis yang berlangsung selama puasa. Ketosis terjadi ketika tubuh kehabisan karbohidrat untuk dibakar menjadi energi. 

Mengutip Healthline, protein berperan memasok hati dengan asam amino yang dapat digunakan untuk glukoneogenesis atau membuat glukosa. 

Hati menyediakan glukosa untuk beberapa sel dan organ dalam tubuh kita yang tidak bisa menggunakan keton sebagai bahan bakar, seperti: 

  • Sel darah merah 
  • Bagian dari ginjal 
  • Bagian dari otak 
Selain itu, asupan protein harus cukup tinggi karena untuk mempertahankan massa otot ketika asupan karbohidrat rendah, terutama selama penurunan berat badan. 

Sehingga, sebenarnya tetap penting untuk memenuhi gizi seimbang selama puasa Ramadan. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Berat Badan Kita Bisa Naik Saat Puasa?"

Penulis: Shintaloka Pradita Sicca Editor: Shintaloka Pradita Sicca

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan