KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) hanya naik 3,14% sejak awal tahun, sejumlah saham berhasil melesat tajam sepanjang 2024 berjalan ini. Bukan hanya naik ratusan persen, tetapi ada saham yang berhasil meroket hingga ribuan persen. Efek penguatan saham-saham ini terbatas pada IHSG karena hanya memiliki bobot yang relatif kecil ketimbang misalnya saham-saham big cap perbankan atau saham-saham dengan market cap besar. Dari 43 saham yang menguat lebih dari 100% sejak awal tahun, hanya dua saham yang memiliki kapitalisasi pasar atawa market cap lebih dari Rp 100 triliun, yakni DSSA dan PANI. Dari total saham tersebut, penyumbang bobot terbesar pada IHSG adalah DSSA, PANI, MSIN, GEMS, KPIG, dan SRAJ.
Pada puncak klasemen saham dengan imbal hasil tertinggi atawa
top gainers, ada PT Meratus Jasa Prima Tbk (
KARW). KARW sudah melesat 3.560% secara
year to date (ytd) ke posisi Rp 1.830 per saham hingga akhir perdagangan Rabu (9/10). Di posisi kedua, ada PT Fortune Indonesia Tbk (
FORU) yang melonjak 1.951,85% sepanjang tahun berjalan ini. Posisi ketiga ditempati oleh saham PT Green Power Green Tbk (
LABA). Harga saham LABA telah menguat 1.030%.
Baca Juga: Simak Peta Saham Big Cap Sebelum IHSG Buka pada Hari Ini, Kamis (10/10) Sayangnya, kenaikan harga sahamnya tidak sejalan dengan kinerja fundamentalnya. Ambil contoh, KARW yang ekuitasnya negatif. Per Juni 2024, KARW mencatatkan defisiensi modal sebesar minus US$ 32,39 juta. Secara kinerja operasional, pendapatan KARW juga turun 47,63% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi US$ 2,10 juta di semester I-2024. Pada periode yang sama di 2023, KARW meraup pendapatan US$ 4,02 juta. Dari sisi
top line, KARW menderita rugi periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 66,03 ribu per Juni 2024. Ini berbalik dari laba bersih sebesar US$ 1,27 juta. Senasib, kinerja fundamental FORU juga tak memuaskan. Per Juni 2024, pendapatan usaha FORU melorot 24,25% YoY menjadi Rp 16,01 miliar. Per Juni 2023, pendapatan usaha FORU mencapai Rp 21,14 miliar. Rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk FORU membengkak dari Rp 569,97 juta di semester I-2023 menjadi Rp 4,93 miliar di paruh pertama 2024.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Saham BBRI, INDF, EMTK untuk Kamis (10/10) Adityo Nugroho, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas mengatakan secara umum, kenaikan harga suatu saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. "Kalau mau membeli saham berarti investor membeli suatu usaha, ketika prospeknya baik investor akan mendapat keuntungan dari
capital gain," kata dia, Rabu (9/10). Adityo mengatakan bagi investor fundamentalis, sebaiknya menghindari saham-saham yang fundamentalnya kurang kuat. Namun bagi trader, selama ada kenaikan volume dan momentum bisa dicermati. "Kalau investor senang menguji adrenalin silakan. Kalau tidak bisa menerima risiko tinggi, bisa hindari saham-saham yang fundamentalnya baik," ucap dia.
Baca Juga: Cek Pilihan Saham Untuk Perdagangan di Tanggal Kembar, Kamis (10/10) Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto menambahkan lonjakan pada saham-saham yang naik ribuan dan ratusan persen itu disebabkan oleh spekulasi dari investor. Spelaku lagi ini muncul karena ada sentimen yang menarik sehingga memantik munculnya ekspektasi perbaikan kinerja. Pasalnya, KARW, FORU dan LABA kompak berganti pengendali. Ambil contoh, pengendali KARW berganti sejak 1 Februari 2024 menjadi PT Saranakelola Investa atau Grup Meratus usai mengambil alih kepemilikan saham KARW dari ICTSI Far East Pte Ltd. William mengatakan ekspektasi pelaku pasar juga muncul karena adanya pergantian pengendali. Walaupun biasanya, perubahan pengendali perusahaan sudah respon pasar sebelum proses akuisisi selesai.
Baca Juga: Sektor Teknologi Melemah, Cermati Rekomendasi Saham GOTO dan BUKA "Karena mengharapkan akan adanya perbaikan kinerja emiten ke depannya. Sisanya tinggal bagaimana pelaku pasar melanjutkan tren pergerakan harganya di pasar," katanya kepada Kontan. Selain kinerja yang negatif, beberapa saham yang berhasil melesat ratusan dan ribuan persen ini juga masuk ke papan pemantauan khusus. Karena itu, William bilang agak sulit memberikan rekomendasi. Namun investor bisa mencermati saham lain, seperti SRAJ dan DSSA yang masing-masing sudah menguat 886,67% dan 416,56% sepanjang tahun berjalan ini. Investor juga bisa melirik LABA untuk jangka menengah. Dalam jangka pendek atau setidaknya sepekan mendatang, William merekomendasikan beli LABA dengan target harga di Rp 710. Kemudian beli DSSA dengan target di kisaran Rp 44.000–Rp 48.000 dan beli SRAJ dengan target Rp 3.200.
Baca Juga: Sektor Teknologi Melemah, Cermati Rekomendasi Saham GOTO dan BUKA Berikut saham-saham yang naik ratusan hingga ribuan persen sejak awal tahun, berdasarkan data Bloomberg per 9 Oktober 2024:
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati