MAKASSAR. Kementerian Perindustrian tengah fokus melaksanakan program hilirisasi industri berbasis sumber daya alam sebagai upaya untuk memaksimalkan peningkatan nilai tambah di dalam negeri. Hal itu diharapkan mampu mendongkrak kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian nasional.“Upaya ini dapat pula memberikan dampak luas terhadap perekonomian nasional melalui penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa negara,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan pada Seminar Nasional Pengembangan Industri Berbasis Smelter dan Stainless Steel di Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (2/3).Hal tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, di mana pemerintah memacu program hilirisasi melalui industri pengolahan dan pemurnian atau smelter. “Smelter merupakan industri padat energi dan padat modal,” ungkap Putu.
32 smelter logam serap investasi US$ 18 miliar
MAKASSAR. Kementerian Perindustrian tengah fokus melaksanakan program hilirisasi industri berbasis sumber daya alam sebagai upaya untuk memaksimalkan peningkatan nilai tambah di dalam negeri. Hal itu diharapkan mampu mendongkrak kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian nasional.“Upaya ini dapat pula memberikan dampak luas terhadap perekonomian nasional melalui penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa negara,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan pada Seminar Nasional Pengembangan Industri Berbasis Smelter dan Stainless Steel di Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (2/3).Hal tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, di mana pemerintah memacu program hilirisasi melalui industri pengolahan dan pemurnian atau smelter. “Smelter merupakan industri padat energi dan padat modal,” ungkap Putu.