MOMSMONEY.ID - Ada beberapa cara mengatasi anak balita yang berperilaku agresif dengan tepat. Terkadang, kebanyakan balita dapat menjadi agresif secara tiba-tiba. Beberapa contoh perilaku agresif yang sering dilakukan oleh balita adalah memukul, menendang, mencakar, dan menggigit. Adapun beberapa alasan yang melatarbelakangi perilaku agresif pada balita yaitu mereka sedang mencoba memberi tahu sesuatu, belum berkembangnya keterampilan bahasa atau kebiasaan emosional mereka untuk berkomunikasi secara lebih efektif, atau mereka merasa bahwa orang tuanya tidak mendengarkan apa yang mereka katakan.
Alhasil, balita menjadikan kekerasan sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian. Balita akan lebih agresif ketika mereka lelah, khawatir, tidak enak badan, lapar, atau stres. Untuk merespons perilaku agresif pada balita, hukuman atau kemarahan dari orang tua cenderung tidak membantu, namun justru dapat memperburuk keadaan dan memperburuk frustasi. Alih-alih memberikan hukuman atau melakukan kekerasan, lakukanlah 4 cara mengatasi anak balita yang berperilaku agresif dengan tepat, sebagaimana dilansir dari
Psychology Today berikut ini. 1. Hentikan agresi anak dengan segera Cara mengatasi anak balita yang berperilaku agresif dengan tepat yaitu menghentikan agresi anak dengan segera. Saat anak balita berperilaku agresif secara fisik, lakukanlah apa yang perlu Anda lakukan yakni menghentikannya dengan segera pada saat itu juga. Kendati begitu, pastikan Anda menghentikan perilaku agresif anak dengan cara yang lembut namun tetap serius. Jika anak balita mencoba memukul, peganglah tangan mereka dengan cukup kuat tanpa terkesan menyakiti. Atau, ambilah pistol mainan anak yang berisi air atau peluru plastik saat mereka menodongkannya kepada Anda. Intinya, Anda harus sigap menahan gerakan anak saat mereka hendak memukul, mencakar, menendang, atau menggigit Anda maupun orang lain di sekitarnya. Pastikan bahwa anak balita Anda dapat belajar dan memahami bahwa senjata andalan mereka yakni tangan, kuku, gigi, kaki, atau mainan kesayangannya tidak dapat mereka gunakan untuk menyakiti orang lain dan hanya akan berakhir sia-sia. Baca Juga:
4 Cara Mengatasi Anak yang Susah Minum Obat, Moms Harus Tahu 2. Bawa anak ke tempat yang lebih tenang Cara mengatasi anak balita yang berperilaku agresif selanjutnya, yaitu membawa anak ke tempat yang lebih tenang. Tak jarang, agresi anak balita dapat muncul secara tiba-tiba saat mereka sedang berada di tempat umum. Apabila anak Anda berperilaku agresif di tengah keramaian, pindahkan anak ke tempat yang jauh lebih tenang dan minim dari kehadiran orang lain. Jika Anda merasa kesulitan untuk mengajak anak menjauhi keramaian pada saat itu juga, bawalah mereka secara paksa dengan cara menggendongnya. Tak perlu jauh-jauh, Anda bisa mengajak anak balita untuk menepi sejenak ke tempat parkir yang sepi atau area lain yang tidak banyak orang di dalamnya. Cara ini berguna untuk memberikan anak Anda kesempatan menenangkan diri dari situasi yang menyebabkan mereka berperilaku agresif seperti memukul, mencakar, atau lainnya. Selain itu, membawa anak ke tempat yang lebih tenang saat mereka berperilaku agresif juga akan memberi Anda kesempatan untuk menghadapi anak dengan baik tanpa gangguan dari orang lain serta memungkinkan anak untuk mempertahankan martabatnya. Pasalnya, seorang balita pun bisa saja merasa malu dan kurang nyaman jika masalahnya dibicarakan di depan umum.
Baca Juga: Anak Lapar Terus? Ini 5 Penyebab Anak Selalu Merasa Lapar 3. Bantu anak untuk menggunakan kata-kata daripada fisik Selanjutnya, cara mengatasi anak balita yang berperilaku agresif dengan tepat yaitu membantu anak untuk menggunakan kata-kata daripada fisik. Setelah Anda berhasil menemukan tempat yang tenang dan mampu menahan anak balita Anda untuk tidak lagi memukul atau berperilaku agresif lainnya, tataplah matanya dan beri tahu mereka dengan tegas namun penuh kesabaran bahwa memukul bukanlah suatu kebiasaan di dalam keluarga. Ajarkanlah kepada anak bahwa tindakan fisik bukanlah cara yang efektif untuk meluapkan kemarahan atau kekesalan. Anda dapat mendorong anak untuk menggunakan kata-kata yang menunjukkan ekspresi seperti “Saya sangat marah saat ini” tatkala mereka ingin menyalurkan emosi negatifnya alih-alih memukul, mencakar, menendang, atau menggigit. Tidak peduli seberapa marah, malu, atau khawatirnya Anda dengan perilaku agresif anak, pastikan Anda mampu mengendalikan diri dengan baik saat berusaha mengajarkan anak tentang bagaimana cara menghentikan perilaku agresifnya. 4. Lakukan tanya jawab Cara mengatasi anak balita yang berperilaku agresif dengan tepat yaitu melakukan tanya jawab. Saat anak balita kembali tenang, segeralah untuk membicarakan kepada mereka tentang apa yang sebenarnya terjadi. Coba gunakan kata-kata yang tepat untuk meminta anak memberi tahu Anda bagaimana perasaannya. Dengan begini, Anda akan mengetahui akar permasalahan dari perilaku agresif anak sekaligus memberikan Anda kesempatan untuk menyiapkan solusi terbaik jika situasi yang sama terulang lagi di masa mendatang. Saat sesi tanya jawab berlangsung, pastikan Anda mendengarkan segala perkataan anak dengan penuh perhatian tanpa berusaha memotong kata-kata anak sebelum mereka benar-benar menyelesaikannya. Pendekatan ini tidak hanya akan membantu Anda untuk menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi perilaku agresif anak, melainkan juga membuat anak merasa bahwa mereka tidak diabaikan.
Setelah kesimpulan dapat Anda petik, beri tahu anak untuk tidak ragu mengatakan apa yang sebenarnya mereka butuhkan pada situasi tertentu. Ingatkan kepada anak bahwa kata-kata seperti “Aku lapar, Bu” atau “Aku sangat membutuhkanmu untuk mendengarkanku, Bu” akan jauh lebih mudah dipahami oleh Anda dibandingkan perilaku agresif yang sulit dimengerti seperti memukul atau membanting barang. Terakhir, jangan lupa untuk mengatakan kepada anak balita bahwa Anda dapat segera membantunya dan memenuhi kebutuhannya jika mereka menyampaikannya dengan cara yang baik. Demikian 4 cara mengatasi anak balita yang berperilaku agresif dengan tepat. Semoga bermanfaat ya, Moms. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ana Risma