MOMSMONEY.ID - Cari tahu 4 cara mengatasi kecemasan pada anak remaja di sini. Standar akademik yang semakin meningkat, tingginya persaingan untuk masuk perguruan tinggi, kegiatan ekstrakurikuler, minat romantis, dan hubungan dengan teman sebaya dapat menyebabkan seorang anak remaja mengalami kecemasan. Dalam kehidupan sehari-hari, kecemasan merupakan bagian yang normal dan tidak dapat dihindari terutama ketika anak mengalami transisi ke tahap baru. Pada remaja, kecemasan dapat muncul dalam berbagai cara seperti sesak napas, merasa kewalahan, atau panik yang datang tiba-tiba.
Saat anak remaja mengalami kecemasan, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membantu mengatasinya. Lalu, apa yang sebaiknya orang tua lakukan saat anak remajanya mengalami kecemasan? Berikut 4 cara mengatasi kecemasan pada anak remaja yang perlu orang tua terapkan sebagaimana dilansir dari
The Parent Cue dan
CBT Psychology.
Baca Juga: 4 Kesalahan Memakai Serum Niacinamide, Bikin Iritasi dan Tidak Ngefek! 1. Lakukan quality time bersama Cara mengatasi kecemasan pada anak remaja yang pertama yaitu melakukan quality time bersama. Anak remaja cenderung menjauhkan diri dari orang tuanya. Kendati demikian, ada penelitian yang menunjukkan bahwa remaja membutuhkan lebih banyak quality time atau waktu berkualitas bersama orang tua daripada balita. Faktanya, komunikasi dan dukungan yang terbuka memang dapat menyangga beberapa pergolakan masa remaja termasuk kecemasan. Jadi, pastikan Anda selalu ada untuk anak remaja Anda baik secara fisik maupun emosional bahkan ketika Anda sedang berada dalam periode yang penuh tekanan. 2. Ajarkan anak latihan pernapasan Cara mengatasi kecemasan pada anak remaja yang kedua yaitu mengajarkan anak latihan pernapasan. Situasi yang dipenuhi dengan stres dan kecemasan dapat memengaruhi pernapasan yang pada gilirannya bisa menambah lebih banyak stres dan memicu reaksi berantai dari masalah fisik. Kecemasan dapat menyebabkan pusing, bingung, dan bahkan pingsan. Untuk membantu anak remaja Anda supaya tetap tenang sekaligus mengurangi kecemasannya, Anda perlu mengajarkan mereka untuk berlatih pernapasan sederhana. Dorong anak remaja Anda untuk menutup matanya dan menarik napas dalam-dalam saat kecemasan atau stres melanda. Kemudian, minta anak mengembuskan napas sembari menghitung sampai 10.
Baca Juga: 5 Penyebab Kulit Kusam Setelah Pakai Skincare, Banyak yang Tidak Tahu! 3. Dorong anak untuk melakukan aktivitas fisik Cara mengatasi kecemasan pada anak remaja yang ketiga yaitu dorong anak untuk melakukan aktivitas fisik. Sering kali, anak remaja merasa kekurangan energi dan mudah cemas karena aktivitas fisik yang terlalu sedikit. Oleh sebab itu, Anda sebagai orang tua perlu membantu anak menyeimbangkan tekanan yang sedang mereka alami dengan mendorongnya untuk melakukan aktivitas aerobik. Bahkan jika anak remaja Anda tidak terlalu atletis, Anda tetap perlu membantunya menemukan cara yang menyenangkan untuk beraktivitas fisik. Atau, doronglah anak untuk terlibat dalam kegiatan seni seperti kelas tari dan musik guna meningkatkan emosi positif sekaligus ikatan sosial mereka. 4. Ajak anak melakukan detox digital Cara mengatasi kecemasan pada anak remaja yang keempat yaitu mengajak anak melakukan detox digital. Sebagian besar anak remaja tidak terpisahkan dengan teknologi setiap harinya. Padahal, terlalu sering mengakses teknologi rentan mendatangkan kecemasan dan perasaan tidak aman (insecure).
Jika membatasi akses ke sebagian besar bentuk teknologi dirasa tidak mungkin, pastikan Anda tetap membimbing dan mengawasi anak tatkala mereka mengakses teknologi. Jika perlu, ajak anak remaja Anda untuk melakukan detox digital minimal selama seminggu. Apabila anak enggan untuk melakukan detox digital sepenuhnya, mintalah mereka untuk mematikan notifikasi media sosial apapun saat akhir pekan atau saat momen-momen tertentu seperti makan dan berkumpul bersama keluarga. Demikian 4 cara mengatasi kecemasan pada anak remaja. Jika keempat cara di atas tidak membuahkan hasil apapun, sangat disarankan bagi Anda untuk membawa anak remaja Anda ke profesional kesehatan mental.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ana Risma