4 Dampak Buruk Minum Susu Berlebihan, Bisa Memicu Kanker



DAMPAK BURUK MINUM SUSU BERLEBIHAN - Minum susu berlebihan tidak baik untuk kesehatan serta bisa memicu gangguan pencernaan dan lainnya. 

Susu, minuman bernutrisi yang baik diminum anak-anak sampai orang dewasa. 

Baca Juga: Ingin Asam Lambung Cepat Sembuh dan Tak Kumat Lagi? Konsumsi Buah-Buahan Ini


Bermanfaat menjaga kesehatan tulang, susu menjadi minuman yang diminum secara rutin. 

Namun, tahukah Anda jika minum susu berlebihan bisa memicu berbagai masalah kesehatan? 

Melansir dari Health Shots, hasil sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2014, melaporkan bahwa perempuan yang minum tiga gelas atau lebih susu setiap hari meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hampir dua kali lipat.

Selain itu, minum susu tiga gelas atau lebih setiap hari juga meningkatkan risiko kanker sebesar 44%. 

Dampak buruk minum susu berlebihan 

Setiap orang mungkin akan merasakan gejala yang berbeda sata minum susu berlebihan. 

Ini dampak buruk minum susu terlalu banyak untuk kesehatan: 

1. Mual 

Mual merupakan salah satu gejala umum, dan dalam kasus ekstrim, muntah bisa terjadi setelah mengonsumsi segala jenis produk susu yang mengandung laktosa, termasuk susu, es krim, dan keju.

2. Perut kembung dan masalah pencernaan 

Minum terlalu banyak susu dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung, kram, dan diare.

Jika tubuh tidak mampu memecah laktosa dengan baik, laktosa akan berpindah melalui sistem pencernaan dan dipecah oleh bakteri usus. 

Hal tersebutlah yang memicu adanya gas di dalam perut dan masalah pencernaan lainnya. 

3. Memicu jerawat 

Susu dipercaya mengandung hormon pertumbuhan dan pengatur produksi susu. 

Hal ini diketahui bisa memperburuk jerawat dengan menganggu regulasi insulin.

4. Memicu kanker 

Beberapa orang percaya bahwa minum terlalu banyak susu bisa memicu beberapa jenis kanker salah satunya adalah kanker payudara. 

Sayangnya, belum banyak penelitian yang meneliti hubungan susu dan kanker. 

Sebagian besar penelitian yang ada bersifat epidemiologis. 

Baca Juga: 9 Vitamin yang Bagus untuk Atasi Serangan Asam Lambung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati