JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah tampaknya cukup optimistis bisa tumbuh maksimal di 2015. Empat emiten konstruksi milik pemerintah menargetkan bisa mengantongi total pendapatan Rp 61,5 triliun. Sementara target pencapaian laba bersih sekitar Rp 2,58 triliun. Perusahaan konstruksi tersebut di antaranya, PT Adhi Karya Tbk (
ADHI), PT Pembangunan Perumahan Tbk (
PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (
WSKT). Untuk memenuhi target, empat emiten BUMN tersebut masing-masing menargetkan bisa meningkatkan pendapatan di atas 28%. PT Adhi Karya Tbk (
ADHI) misalnya, memasang target pendapatan mencapai Rp 13,2 triliun sepanjang tahun ini. Angka tersebut naik 53,4% secara year on year (yoy). Sedangkan laba bersih diharapkan bisa meningkat 35,8% menjadi Rp 440,1 miliar dari Rp 324,07 miliar di 2014.
Kontribusi pendapatan terbesar dari anak usahanya yakni ADHI Persada Properti dan PT Adhi Persada Realty. Total kontribusinya sebesar 66,6%. Padahal sepanjang 2014, pendapatan
ADHI merosot 11,3% menjadi Rp 8,6 triliun begitu juga laba bersih turun 20,2% menjadi Rp 324,07 miliar secara yoy. PT Pembangunan Perumahan Tbk (
PTPP) juga optimistis bisa membukukan pendapatan Rp 19 triliun di tahun ini, tumbuh 52% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara laba bersih tumbuh 35% menjadi Rp 730 miliar.
PTPP menargetkan bisa meningkatkan kontrak baru 30% menjadi Rp 27 triliun dari 2014 Rp 20,24 triliun. Angka tersebut belum termasuk carry over sepanjang tahun 2014 mencapai sekitar Rp 29 triliun. Sepanjang tahun lalu laba bersih
PTPP Rp 532 miliar, naik 26,47% secara yoy. Sedangkan pendapatan
PTPP tumbuh 6,62% menjadi Rp. 12,42 triliun. PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA) berharap bisa meraih laba bersih Rp 765 miliar atau naik 24,35% dari Rp 615,18 miliar di 2015. Kenaikan ini seiring dengan kenaikan target kontrak baru tahun ini sehingga penjualan bersih diharapkan naik 28,4% menjadi sekitar Rp 16 triliun. PT Waskita Karya Tbk (
WSKT) menargetkan pendapatan Rp 13,3 triliun dan laba bersih Rp 650 miliar atau masing-masing diharapkan tumbuh 29,6% dari 2014. Tahun lalu, laba bersih
WSKT naik 36,26% menjadi Rp 501,53 miliar dengan pendapatan naik 6,19% jadi Rp 10,28 triliun. Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menilai, prospek emiten konstruksi masih cukup cerah sepanjang 2015. Sebab, akan mendapat kue proyek pemerintah. "Bujet pemerintah banyak yang dialokasikan ke infrastruktur," kata Hans kepada KONTAN, Minggu (22/3).
Meskipun Bank Dunia menyebutkan, pemerintah akan kesulitan mendapatkan dana membiayai proyek infrastruktur, Hans yakin, target yang dipasang emiten konstruksi dapat tercapai. Sebab menurut dia, emiten konstruksi sudah menghitung. Namun tantangan terbesar emiten konstruksi harus dihadapi justru selain hal tersebut.
Pertama, pelaksanan tender dan penyerapan proyek dari pemerintah. Kalau tender mundur dan penyerapannya proyeknya lama akan mempengaruhi kinerja emiten konstruksi.
Kedua, pelemahan nilai tukar rupiah. Banyak bahan baku proyek konstruksi bersumber dari impor sehingga biaya membengkak. "Saat ini rupiah memang sudah 6% di atas target, tapi belum berdampak karena proyek pemerintah baru akan mulai di April," kata Hans.
Ketiga, emiten konstruksi banyak memakai pinjaman untuk memulai proyek. Dengan suku bunga yang tinggi maka bunga pinjaman akan besar. William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities merekomendasikan WIKA. Sedangkan Hans, merekomendasikan
WIKA dan
PTPP. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa