4 Kiat Sukses Menembus Pasar Ekspor untuk Pelaku UMKM



MOMSMONEY.ID -  Tak semua pelaku bisnis bisa ekspor. Tapi tak semua pelaku bisnis yang hanya mengandalkan pasar dalam negeri. Semua pelaku bisnis, baik bisnis kala besar maupun kecil bisa kok melakukan ekspor. Anda yang berstatus sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga bisa melakukan ekspor tanpa harus menjadi perusahaan besar.

Setidaknya pengalaman ekspor ini bisa diceritakan oleh beberapa UMKM yang berhasil ekspor ke beberapa negara. Meski bukanlah perusahaan besar yang memiliki kemampuan finansial besar, namun UMMK tersebut mampu menjual produknya di luar negeri. “Namun memang ada berbagai persyaratan yang harus kita penuhi sebelum ekspor,” kata Gunarto, pendiri CV Bungapalm di Purbalingga, Jawa Tengah.

Gunarto merupakan salah satu eksportir terbesar gula kelapa dari Indonesia. Ia sudah ekspor gula kelapa ke banyak negara salah satunya adalah Amerika Serikat (AS). Nah, kita tahukan, AS merupakan salah satu negara yang sangat teliti dalam membeli produk makanan dari luar negaranya.

Baca Juga: Kisah Sukses Dian Rizki Ekspor Mainan Kayu Hingga ke Amerika Serikat

Negawa Uwak Sam itu memiliki lembaga United States Department of Agriculture (USDA), semacam Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang sangat teliti dalam memonitor masuknya barang makanan ke negaranya. Gunarto bilang, agar bisa ekspor ke AS, ada sejumlah persiapan yang harus dilakukan terlebih dahulu.

1. Menjalin relasi

Hal pertama yang paling penting dalam membuka pasar ekspor adalah, menjalin relasi bisnis dengan calon pembeli di pasar ekspor. Gunarto bilang, sebelum ekspor, Ia terlebih dahulu bertemu dengan calon buyer atau pembeli yang datang dari AS ke Indonesia. Saat kedatangan itulah, Gunarto melakukan presentasi dan mengajak buyer tersebut ke sentra produksinya.

“Dari situlah terbuka pasar pertama. Ia kemudian mengurus kebutuhan pengiriman termasuk dokumen yang dibutuhkan,” kata Gunarto. Dari relasi bisnis yang dilakukan itu pula, Gunarto mengenal prosedur ekspor dan juga mengerti apa saja jenis dan produk yang dibutuhkan di pasar ekspor.

Baca Juga: Garap Pasar Bikers, Northy Sukses Membangun Bisnis Sarung Tangan Kulit

Sukses melakukan ekspor pertama membuat portofolio Gunarto bertambah. Sehingga Ia menjadi percaya diri untuk memasarkan produknya ke negara lainnya. Kini, Gunarto telah ekspor gula kelapa ke Singapura, Jepang, Australia dan banyak lagi.

2. Legalitas dan dokumen

Usai memiliki relasi, hal penting lainnya yang diperlukan untuk ekspor adalah legalitas dan juga dokumen pendukung. Gunarto bilang, selain izin usaha, Ia juga sudah sertifikasi organik, sertifikasi keamanan pangan, izin edar dari BPOM dan sertifikasi lainnya. Tak hanya satu, Gunarto juga mengurus sertifikasi organik dari berbagai negara, sehingga Ia juga bisa ekspor ke beberapa negara.

Sertifikasi ini pula yang membuat Dian Rizki Hidayati, eksportir mainan kayu dari Lampung bisa ekspor ke mancanegara termasuk AS Dian menyebutkan, agar lancar ekspor produk berbahan dasar kayu ke AS tersebut, Ia terlebih dahulu telah memiliki sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

Baca Juga: Dari Rumah, Ani Susilowati Raup Cuan Puluhan Juta dari Bawang Goreng Simbok

“Legalitas kayu bagi mereka sangat penting, karena kepedulian terhadap lingkungan,” jelas Dian. Selain itu, Dian juga melengkapi kebutuhan sertifikasi lainnya, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) mainan yang mengadopsi standar mainan dari luar negeri. Dengan adanya SNI tersebut, Dian memastikan produk mainan yang diproduksinya memiliki mutu dan kualitas yang standar.

3. Promosi dan pameran

Hal penting lainnya untuk ekspor adalah, promosi dan juga pameran. Strategi ini dilakukan oleh Ronald Gunawan, Brand Manager PT Bukitsari yang memproduksi teh Bankitwangi yang ekspor ke mancanegara. Ronald sadar bentuk akan kekuatan pameran dan promosi yang mereka lakukan 7 tahun silam.

Saat itu, Ronald gencar ikut pameran dan promosi teh yang Ia produksi di Jerman, Jepang, Australia dan banyak lagi.  Saat pameran dan promosi itu, Ronald mengajak tamu dan pengunjung merasakan langsung teh dari Ciwidey, Jawa Barat. Pengalaman minum langsung termasuk diacara minum teh yang digelar itulah, pesanan perlahan datang ke meja Ronald.

Baca Juga: Covid-19 Menginspirasi Arana Bike Mengolah Bambu Menjadi Sepeda

Selain pameran, Ronald juga mengingatkan pentingnya mendapatkan brand dengan cara ikut perlombaan dan kompetisi. Tak hanya di dalam negeri, kompetisi itu bisa juga diikuti di luar negeri. “Beruntung kami mendapatkan dari Indonesia Trade Promotion Center,” jelas Ronald.

4. Kolaborasi

Cara lain yang bisa dilakukan agar bisa menembus pasar ekspor adalah, melakukan kolaborasi. Bentuk kolaborasi ini ada beragam, baik kolaborasi dalam mengikuti event di pasar internasional, maupun kolaborasi produk kreatif yang bisa dipasarkan di pasar ineternasional.

Cara ini dilakukan oleh Lily Mariasari, pendiri usaha batrik khas Jakarta Elemwe. Lily kerap kolaborasi dengan pelaku usaha, perancang busana, pengelola event, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan juga pemerintah untuk ikut pameran di luar negeri. Lily memasarkan produknya, sementara pemerintah bisa memperkenalkan seni budaya batiknya.

Baca Juga: Dari Desa, Anjani Furniture Melayani Mebel untuk Properti dan Resto

Dari hasil kolaborasi inilah, produk Lily bertebaran di banyak negara. Dari kerja-kerja kolaborasi itulah, batik Elemwe terkenal ke mancanegara. Tak hanya pameran di luar negeri, kolaborasi juga bisa dilakukan dalam bentuk pameran di dalam negeri.

Salah satunya adalah ikut pameran Brilianpreneur 2021 yang dilakukan oleh Bank BRI. Dalam pameran tersebut, peserta yang berasal dari UKM bisa melakukan business matching dengan buyer atau pembeli dari luar negeri yang diundang datang. “Selain ketemu buyer, dalam pameran itu kita juga diberikan pelatihan untuk ekspor,” kata Lily.

Bagaimana, Anda berminat untuk ekspor?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri