4 Prinsip Investasi ala Warren Buffett untuk Investor Pemula



KONTAN.CO.ID -  Warren Buffett dikenal sebagai salah satu investor paling berpengaruh di dunia yang sering dijadikan panutan oleh banyak orang yang ingin membangun kekayaan. 

Namun, meniru setiap langkah yang dilakukan Buffett bukanlah jaminan kesuksesan karena kondisi modal, akses informasi, dan kapasitas pengambilan keputusan setiap orang berbeda. 

Mengutip dari Yahoo Finance, Buffett menegaskan bahwa Anda memang bisa mengikuti arah investasinya, tetapi tidak dapat meniru kendali penuh yang ia miliki ketika membeli perusahaan secara utuh. 


Baca Juga: Mengungkap Harta Sheikh Hamdan, Putra Mahkota Dubai dan Aset Mewahnya

Karena itu, Buffett lebih mendorong investor individu untuk memahami prinsip dasar investasi yang dapat dilakukan siapa saja. 

Prinsip-prinsip inilah yang dapat membantu Anda bertumbuh tanpa harus memiliki modal sebesar Berkshire Hathaway.

Mulai berinvestasi sesegera mungkin

Buffett selalu menekankan pentingnya memulai investasi seawal mungkin meskipun dengan modal kecil. Kekuatan utama yang membantu pertumbuhan kekayaan dalam jangka panjang adalah compounding yang bekerja dari waktu ke waktu. 

Bahkan kontribusi kecil sekalipun, seperti menyisihkan Rp 100.000 setiap bulan, dapat berkembang signifikan ketika dibiarkan bertahun-tahun. 

Bagi mereka yang kesulitan memulai, banyak platform investasi dapat membantu mengelola dana kecil secara otomatis sehingga setiap pengeluaran harian dapat berdampak pada tujuan finansial jangka panjang.

Berinvestasi dengan orientasi jangka panjang

Buffett dikenal dengan gaya investasinya yang sabar dan fokus pada perusahaan berkualitas, bukan pada pergerakan harga jangka pendek. 

Ia pernah mengatakan bahwa investor sebaiknya hanya membeli sesuatu yang sanggup mereka simpan selama sepuluh tahun meskipun pasar ditutup. 

Prinsip ini mengajarkan bahwa stabilitas dan kualitas perusahaan jauh lebih penting daripada mencoba mengejar keuntungan cepat. 

Mengutip dari Yahoo Finance, data historis juga menunjukkan bahwa semakin panjang periode investasi, semakin kecil kemungkinan investor mengalami kerugian.

Melakukan riset sendiri, bukan sekadar meniru

Salah satu kelemahan meniru investasi Buffett adalah adanya jeda waktu pelaporan sehingga investor individu seringkali baru mengetahui perubahan portofolionya beberapa bulan kemudian. 

Pasar bergerak sangat cepat dan periode kepemilikan saham saat ini jauh lebih singkat dibandingkan era ketika Buffett masih muda. 

Kondisi ini berisiko membuat investor membeli suatu aset pada waktu yang tidak tepat. 

Karena itu, penting bagi investor untuk memahami industri dan perusahaan yang mereka pilih sehingga keputusan diambil berdasarkan analisis pribadi, bukan sekadar mengikuti orang lain.

Tonton: Cetak Rekor, Realisasi KUR Tembus Rp 238 Triliun Sampai November 2025

Menjaga pemahaman dan disiplin dalam berinvestasi

Prinsip lain yang ditekankan Buffett adalah pentingnya konsistensi dalam strategi investasi. Investor tidak perlu memiliki modal besar untuk sukses, tetapi harus memahami tujuan jangka panjang dan risiko yang mungkin muncul. 

Disiplin dalam menabung, menambah portofolio, dan mengevaluasi perkembangan secara berkala menjadi fondasi yang membantu pertumbuhan kekayaan. 

Dengan pendekatan yang sabar, fokus, dan terukur, investor dapat memperoleh hasil optimal tanpa harus meniru setiap langkah yang dilakukan Buffett.

Selanjutnya: Profil Eric Sprott: Legenda Investasi Emas dan Perak dari Kanada

Menarik Dibaca: Pasar Kripto Ambles, Segelintir Kripto Ini Menempati Top Gainers

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News