4 Skenario harga minyak dan penerimaan negara



JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyusun empat skenario menyusul turunnya harga minyak dunia, yang menyentuh level di bawah US$ 50 per barel. Penurunan harga minyak dunia akan menyebabkan Indonesia Crude Price (ICP) turun. Skenario pertama, SKK Migas memperkirakan dengan asumsi ICP sebesar US$ 70 per barel, penerimaan migas-jika terealisasi 100%, bakal mencapai US$ 38,462 miliar.

Perhitungan SKK Migas, dengan asumsi harga minyak sebesar US$ 70 per barel, maka cost recovery akan mencapai US$ 18,926 miliar. Sementara itu, bagian kontraktrok diperkirakan sebesar US$ 4,621 miliar, dan bagian negara (GOI) sebesar US$ 14,915 miliar.

Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi, menyampaikan paparan skenario penerimaan hulu migas ini, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR-RI, Senin (19/1).


Adapun skenario kedua yang disampaikan yakni, asumsi harga ICP US$ 60 per barel. Pada asumsi harga ini, penerimaan dari sektor hulu migas ditaksir sebesar US$ 34,16 miliar.

Sementara itu, cost recovery diperkirakan sebesar US$ 18,409 miliar. Pada asumsi harga US$ 60 per barel, bagian kontraktor diprediksi mencapai US$ 3,999 miliar, dan bagian pemerintah mencapai US$ 11,752 miliar.

Skenario ketiga dari SKK adalah penerimaan hulu migas ketika harga ICP di level US$ 50 per barel. Dengan asumsi ini, penerimaan ditaksir US$ 29,859 miliar, dan cost recovery sebesar US$ 17,467 miliar.

Sementara itu, bagian kontraktor diperkirakan mencapai US$ 3,434 miliar, dan bagian pemerintah yakni sebesar US$ 8,958 miliar.

Terakhir, skenario paling buruk ketika ICP hanya di level US$ 40 per barel, maka penerimaan hulu migas hanya US$ 25,440 miliar, dan cost recovery sebesar US$ 15,80 miliar.

Pada asumsi ICP 40 dollar AS per barel, maka bagian kontraktor ditaksir mencapai hanya US$ 3,044 miliar, dan bagian pemerintah sebesar US$ 6,593 miliar. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia