4 Strategi FREN untuk mempertahankan bisnisnya



JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) meraih laba bersih Rp 1,1 miliar di kuartal I 2014. Kinerja ini bisa dikatakan laba bersih pertama yang diraih sejak merger antara PT Mobile-8 Telecom Tbk dengan PT Smart Telecom yang kemudian menjadi PT Smartfren Telecom Tbk pada Maret 2011 lalu.

Walaupun mulai untung, namun laporan keuangan FREN masih jauh dari kata membaik. Dalam catatan 46 atas laporan keuangan per 31 Maret 2014 yang dikutip KONTAN dari situs resmi FREN, Senin (5/5), manajemen perusahaan halo-halo Grup Sinar Mas itu menyatakan, perusahaan masih membukukan akumulasi defisit senilai Rp 10,5 triliun.

Tak hanya itu, FREN juga menanggung liabilitas juga terbilang tinggi, yaitu senilai Rp 12,62 triliun di kuartal I 2014. Toh, manajemen FREN optimistis bisa menggerus defisit sedikit demi sedikit lantaran performa pendapatan yang membaik.


Di Januari-Maret 2014, pendapatan FREN mencapai Rp 165,91%, atau naik 29,8% year-on-year (yoy). Pemantik optimisme FREN lainnya adalah rugi bersih di kuartal I 2014 turun 11,28% yoy menjadi Rp 287,5 miliar.

Terkait hal itu, manajemen FREN memiliki empat strategi untuk memangkas defisit sekaligus mempertahankan kelangsungan usaha di masa mendatang.

Pertama, FREN akan meningkatkan kapasitas dan cakupan jaringan agar kualitas layanan tetap terjaga.

Kedua,  memperkuat citra merek "Smartfren" di benak konsumen dengan melakukan serangkaian promosi yang tepat sasaran.

Ketiga,  memperluas jaringan penjualan dan distribusi produk baru.

Keempat, melakukan efisiensi biaya operasional. Pada penutupan perdagangan Senin (5/5), harga FREN ditutup menguat 1,67% menjadi Rp 61 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri