KONTAN.CO.ID - Jakarta. Olahraga dan diet adalah cara untuk menurunkan berat badan. Selain olahraga dan diet, ada beragam cara mudah yang bisa membantu mempercepat menurunkan berat badan. Banyak orang yang sudah aktiv berolahraga dan diet untuk menurunkan berat badan. Namun, ternyata berat badan masih stabil di level yang itu-itu saja atau bahkan malah meningkat. Jika itu yang kamu alami, coba lakukan beberapa trik sederhana ini untuk menurunkan berat badan. Tapi ingat ya, olahraga dan diet harus tetap dilakukan.
Dilansir dari laman Eat This Not That, berikut cara mudah untuk membantu menurunkan berat badan
1. Membuat gerakan kecil
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One meneliti peran miosin, protein motorik dalam sel hewan yang sangat penting untuk fungsi otot dan metabolisme. Para peneliti menemukan, bahwa bagi banyak hewan, miosin bisa mati ketika otot tidak aktif, bahkan dalam waktu singkat. Sementara itu, manusia juga memiliki miosin yang artinya setiap gerakan yang kita lakukan bisa membuat otot aktif dan menjadi terobosan dalam menurunkan berat badan. Menurut ahli nutrisi dan metabolisme di Universitas Stanford, Clyde Wilson, Ph.D., untuk menjaga miosin, kita tidak perlu melakukan gerakan atau latihan dengan intensitas tinggi. Cukup hanya dengan membuat gerakan kecil seperti mengayunkan lengan sambil bersantai di sofa.
Baca juga:
Katalog promo Tupperware Oktober 2020, kotak makan, botol minum dll harga murah 2. Makan di depan cermin
Makan di depan cermin termasuk cara mudah untuk membantu menurunkan berat badan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of the Association for Consumer Research, mengonsumsi makanan di depan cermin dapat membantu kita mengubah kebiasaan makan menjadi lebih baik. "Saat mengonsumsi makanan tidak sehat di depan cermin, orang biasanya mengalami ketidaknyamanan karena melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar makan sehat," tulis para peneliti. Mereka berpendapat, di depan cermin orang-orang dapat menghubungkan ketidaknyamanan dengan rasa makanan. Sebab, sulit untuk menghubungkan rasa ketidaknyamanan itu ketika individu tersebut belum sadar apa yang dikonsumsinya.
Editor: Adi Wikanto