JAKARTA. Pemerintah akan meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) jenis sukuk ritel pada 5 Februari 2009 yang akan datang. Penerbitan surat berharga itu akan menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2009. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ini memiliki tenor 3 tahun dengan nominal per unit sebesar Rp 1 juta dengan minimum pembelian Rp 5 juta dan kelipatannya tanpa batas maksimum pembelian. "Yield-nya belum ditentukan dan baru akan ditentukan sehari sebelum masa penawaran. Yang pasti imbal hasilnya lebih tinggi dari bunga deposito bank BUMN dengan tolak ukur obligasi bertenor 3 tahun," kata Dirjen Pengelolaan Utang Depertemen Keuangan Rahmat Waluyanto di Jakarta, Rabu (7/1). Masa penawaran sukuk ritel pada tanggal 6-20 Februari 2009, penjatahan 23 Februari 2009, setlemen 25 Februari 2009, pencatatan di bursa 26 Februari 2009 dan tanggal jatuh tempo 25 Februari 2012. Imbal hasil akan dilakukan tiap bulan tanggal 25, dimana surat berharga ini mempunyai underlying assets berupa barang milik negara berupa tanah dan bangunan yang saat ini sedang digunakan oleh Departemen Keuangan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
5 Februari 2009, Pemerintah Luncurkan Sukuk Ritel
JAKARTA. Pemerintah akan meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) jenis sukuk ritel pada 5 Februari 2009 yang akan datang. Penerbitan surat berharga itu akan menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2009. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ini memiliki tenor 3 tahun dengan nominal per unit sebesar Rp 1 juta dengan minimum pembelian Rp 5 juta dan kelipatannya tanpa batas maksimum pembelian. "Yield-nya belum ditentukan dan baru akan ditentukan sehari sebelum masa penawaran. Yang pasti imbal hasilnya lebih tinggi dari bunga deposito bank BUMN dengan tolak ukur obligasi bertenor 3 tahun," kata Dirjen Pengelolaan Utang Depertemen Keuangan Rahmat Waluyanto di Jakarta, Rabu (7/1). Masa penawaran sukuk ritel pada tanggal 6-20 Februari 2009, penjatahan 23 Februari 2009, setlemen 25 Februari 2009, pencatatan di bursa 26 Februari 2009 dan tanggal jatuh tempo 25 Februari 2012. Imbal hasil akan dilakukan tiap bulan tanggal 25, dimana surat berharga ini mempunyai underlying assets berupa barang milik negara berupa tanah dan bangunan yang saat ini sedang digunakan oleh Departemen Keuangan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News