​5 Jenis pemeriksaan kesehatan yang penting dilakukan secara berkala



KONTAN.CO.ID - Pemeriksaan kesehatan secara berkala penting dilakukan untuk mengetahui kondisi tubuh. Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara berkala juga dapat mengantisipasi dan mencegah penyakit jenis tertentu misalnya diabetes. 

Pemeriksaan kesehatan secara berkala pun juga tidak hanya dilakukan bagi orang tua saja namun anak muda dengan usia 20-an tahun juga sebaiknya rutin melakukannya. 

Sebab, gaya hidup anak muda saat ini terutama yang hidup di kota besar sangat dekat dengan mengonsumsi makanan-makanan tidak sehat. 


Lantas, apa saja jenis pemeriksaan kesehatan berkala yang harus dilakukan? 

Baca Juga: Resmi melantai di bursa, saham Diagnos Laboratorium (DGNS) melesat 35%

5 Jenis pemeriksaan kesehatan secara berkala 

Dirangkum dari laman Kementerian Kesehatan, berikut 5 jenis pemeriksaan kesehatan secara berkala yang penting untuk dilakukan: 

1. Pemeriksaan kolesterol

Penyakit yang disebabkan oleh kadar kolesterol yang tinggi diantaranya serangan jantung dan stroke. Makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol di antaranya adalah makanan berlemak, seperti daging dan jeroan kambing. 

Kadar kolesterol bisa dikatakan normal apabila berada pada tingkat dibawah 200 mg/dL. 

2. Pemeriksaan gula darah

Pemeriksaan kadar gula darah menjadi salah satu prosedur yang dilakukan saat medical check-up. Saat melakukan pemeriksaan gula darah, disarankan berpuasa minimal 8 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.

Hasil Pemeriksaan Gula Darah harus diperhatikan:

  • Kadar Gula Darah yang normal berada pada tingkat 70-100 mg/dL
  • Pra-Diabetes pada tingkat 100-125 mg/dL
  • Diabetes pada tingkat 126 mg/dL
Baca Juga: Pemerintah perpanjang larangan WNA masuk RI, bagaimana dengan WNI dari luar negeri?

3. Cek tekanan darah

Pemeriksaan tekanan darah adalah salah satu cara mendeteksi dini risiko hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. 

Pastikan juga tekanan darah berada pada tingkat normal, yaitu pada 120/80 agar jauh dari serangan penyakit Hipertensi dan juga Hipotensi. Angka hasil pemeriksaan dinyatakan “normal” apabila di bawah 140/90 mmHg.

4. Pemeriksaan fungsi paru

Pemeriksaan dimaksudkan untuk mendiagnosa adanya gangguan paru-paru atau tidak. Jenis tindakan lainnya meliputi mengukur volume paru, mekanisme paru, dan juga kemampuan difusi paru.

Saat memeriksa fungsi paru, akan diketahui jumlah pernapasan yang terjadi selamat kurang lebih 1 menit. Normalnya, usia dewasa akan bernapas sebanyak 16-20 kali dalam waktu semenit.

5. Pemeriksaan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)

Mengukur berat badan dan tinggi badan akan mendapatkan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai penentu apakah berat badan dan tinggi badan sudah ideal atau berisiko terkena penyakit tidak menular. 

Pengukuran IMT tidak berlaku terhadap atlet, ibu hamil, dan penimbunan cairan yang tidak normal di kaki serta perut.

Selanjutnya: Catat, inilah 16 daftar pertanyaan yang harus dijawab saat vaksinasi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News