KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mempunyai bisnis pribadi alias menjadi seorang entreprenur adalah impian generasi masa kini. Namun, sayangnya, tidak sedikit pebisnis yang gagal di tengah jalan. Selain tidak sabar membangun bisnis dari nol, umumnya para pebisnis pemula juga kurang pengalaman sekaligus tak berbekal pengetahuan cukup untuk mengelola usaha. Seolah menyediakan jalur
bypass, beragam tawaran waralaba muncul mengiming-imingi masyarakat untuk mewujudkan impiannya dengan mudah. Namun, lagi-lagi, bukan menuai untung tak sedikit para pebisnis
newbie malah buntung.
Nah, untuk mengurangi resiko kegagalan berbisnis waralaba, beberapa pakar bisnis berbagi strategi memilih dan mengelola usaha lewat waralaba agar mendatangkan cuan. Yuk, kita simak bersama. 1. Pilih bidang bisnis sesuai hasrat Memilih jenis waralaba yang sesuai dengan
passion ini menjadi poin penting agar bisnis berhasil. Konon, dengan menjalankan bisnis yang disukai akan mengecilkan kemungkinan gagal. Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia Levita Supit mengatakan, ketika menyukai bisnis miliknya maka mitra waralaba akan dengan senang hati turun tangan menjalankan ketimbang mempercayakan seluruhnya kepada karyawan atau pemilik waralaba. Senada dengan itu, menurut Djoko Kurniawan, Konsultan Usaha dari DK Konsulting, para mitra akan menjadi lebih rajin datang ke gerai jika dia memiliki passion atas bisnisnya sendiri. 2. Pilih waralaba yang memiliki gerai pusat balik modal Jangan mudah termakan iming-iming manis para marketing atau pemilik waralaba. Cek kembali dan pastikan gerai pusat yang dimiliki pemilik waralaba sendiri sudah balik modal dan masih laris. "Silakan pilih waralaba yang sudah berjalan minimal lima tahun karena waktu tersebut cukup menggambarkan apakah mereka menguntungkan dan diterima pasar," kata Levita. 3. Pilih waralaba yang menawarkan nilai lebih Cukup banyak pemilik waralaba yang menawarkan jenis usaha yang sama. Alasannya sederhana, jenis usaha tersebut sedang
booming dan produknya digandrungi masyarakat luas. Memang bagus memilih jenis usaha yang sedang naik daun, tapi tetap pilih usaha yang menawarkan keunikan dibanding yang lain. Sedang moncer menu ayam geprek seperti sekarang, misalnya, kalau ada waralaba ayam geprek yang menyajikan pilihan sambal dari Sabang sampai Marauke tentu patut dipertimbangkan. Itu sekadar ilustrasi ya, bukan promosi. Bagaimana pun keunikan akan menjadi poin plus di mata pasar yang pada saatnya akan membuat usaha bertahan di tengah-tengah ketatnya persaingan bahkan ketika masa
booming sudah lewat. 4. Datangi gerai dan kantor pusatnya Jangan hanya mengandalkan ulasan di media, analisis keuangan maupun penjelasan para pemasaran waralaba di pameran waralaba. Luangkan waktu untuk berkunjung ke gerai pusat untuk melihat secara langsung suasana gerai. "Duduk di sana selama lima sampai enam jam untuk melihat keluar masuknya konsumen. Apakah jumlahnya sesuai dengan target penjualan di dalam analisa keuangan yang diberikan marketing," ujar Djoko. Setelah itu, datangi kantor pusat untuk menanyakan segala sesuatu tentang usaha waralaba tersebut. Djoko mengingatkan bila petugas di sana tidak sabar menjawab semua pertanyaan dan terus mendesak untuk mengambil tawaran tersebut, Anda perlu waspadai dan berpikir ulang sebelum bergabung. 5. Hindari fasilitas free royalti atau manajemen Jangan senang dulu mendengar fasilitas bebas biaya royalti dan fee manajemen yang ditawarkan pemilik waralaba. Alih-alih untung, bisa jadi tawaran manis itu malah buntung.
Djoko menilai, tidak ada biaya royalti menunjukkan kemungkinan kecil pemilik waralaba melakukan audit secara berkala pada setiap gerai mitra. Artinya, sulit kita berharap memperoleh pengembangan usaha yang bagus oleh pemilik waralaba. "Pemilik tidak akan bisa menguatkan posisi brand bila tidak ada fee rutin yang dibayarkan oleh mitra," tegasnya. Itulah sekelumit tip untuk memilih bisnis waralaba yang mendatangkan sukses. Tentu masih banyak pekerjaan rumah yang perlu Anda kerjakan dan siapkan sebelum benar-benar bergabung dalam sebuah jarinagna waralaba. Semoga cuan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati