5% kredit bank swasta mengalir untuk BUMN



JAKARTA. Kelompok bank swasta menyasar penyaluran kredit untuk perusahaan non swasta alias BUMN. Pasalnya, perusahaan BUMN tengah membutuhkan modal untuk melakukan ekspansi.

Taswin Zakaria, Presiden Direktur Bank Internasional Indonesia (BII) menyampaikan, akan menyalurkan kredit ke beberapa perusahaan berpelat merah pada semester I/2015 yang bergerak pada sektor transportasi, konstruksi, perkebunan, infrastruktur, minyak dan gas.

Misalnya, tahap awal BII memberikan fasilitas pembiayaan bilateral syariah untuk Garuda Indonesia senilai US$ 100 juta dengan jangka waktu satu tahun. Pembiayaan ini akan digunakan untuk pengembangan usaha perusahaan termasuk pembiayaan ke anak usaha. Adapun, kucuran kredit ke perusahaan BUMN ini melalui BII Syariah dengan akad musyarakah. 


"Kami menginginkan porsi kredit ke perusahaan BUMN sebesar 10% terhadap total kredit BII," kata Taswin, Selasa (24/3).

Saat ini, porsi kredit BII yang mengalir ke perusahaan berplat merah sebesar 5% atau Rp 5,31 triliun terhadap total kredit Rp 106,30 triliun per Desember 2014, dari sebelumnya porsi kredit ke BUMN sebesar 2%-3% terhadap total kredit. 

Taswin menambahkan, perusahaan BUMN ini ada yang meminta kucuran kredit dalam mata uang rupiah ataupun valuta asing (valas). Bagi perusahaan yang ingin meminjam kredit valas maka BII akan mempertimbangkan risikonya seperti mereka harus melakukan lindung nilai (hedging) untuk memitigasi risiko. 

"Jika perusahaan BUMN itu menghasilkan pendapatan valas, maka akan kami berikan," tambahnya.

Adapun, bank milik investor Malaysia ini membidik pertumbuhan kredit sebesar 15%-17% untuk tahun 2015 ini. 

Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata mengatakan, pihaknya komitmen untuk memberikan kredit kepada perusahaan-perusahaan milik negara jika mereka membutuhkan pinjaman untuk ekspansi. Permata mencatat porsi kredit untuk BUMN sebesar 5% atau sekitar Rp 6,03 triliun terhadap total kredit sebesar Rp 120,60 triliun per Desember 2014.

"Porsinya memang masih kecil karena kredit tergantung pipeline," ucapnya. 

Sementara itu, Indra Sugiarto, Direktur Korporasi Bank Muamalat Indonesia menyampaikan, pihaknya akan mengucurkan kredit ke perusahaan BUMN seperti Telekomunikasi Indonesia (Telkom) untuk kebutuhan infrastruktur, namun ia enggan membocorkan nilainya.

"Porsi kredit untuk perusahaan BUMN masih di bawah 5% dari total kredit," kata Indra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan