5 Kunci penting pertanian Indonesia



BANDA ACEH. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan kurang lebih ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan pertanian Indonesia. Lima hal ini berdampak pada hasil produksinya.

Lima faktor yang menjadi kunci persoalan pertanian adalah irigasi, alat mesin pertanian, pupuk, benih dan penyuluh.

"Kami melihat persoalan apa yang menjadi faktor kunci pertanian. Satu, irigasi rusak 52% seluruh Indonesia, bapak presiden kaget bisa selesaikan 3 tahun, satu tahun 1 juta, tapi alhamdullilah dengan kerja keras kita semua, irigasi tersier sampai hari ini 1,37 juta hektare sampai dengan fisik. Doakan tahun ini selesai sampai 2 juta hektare," kata Amran di Banda Aceh, Selasa malam (4/8). 


Terkait alat mesin pertanian, ia menilai, pertanian Indonesia masih jauh dari ketercukupan. Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Myanmar, Indonesia hanya memiliki 1/10 alat mesin pertanian di negeri yang juga penghasil beras tersebut.

Padahal, Indonesia merupakan negara yang besar dengan banyaknya penduduk yang menjadi petani. Kondisi ini menyebabkan hasil produksi pertanian kurang optimal. Namun, pihaknya terus mengupayakan untuk dapat mendistribusikan lebih banyak alat mesin pertanian.

Hingga saat ini, lanjutnya, Kementerian Pertanian telah menyalurkan 40.000 unit alat mesin pertanian.

Ia mengatakan, angka tersebut meningkat tajam dari jumlah sekitar 3.000-4.000 alat mesin pertanian yang didistribusikan tahun lalu.

"Ini (penyaluran 40.000 unit alat mesin pertanian) terbesar sepanjang sejarah," tuturnya.

Kemudian, terkait pupuk, ia memaparkan, banyak petani yang tertipu dengan pupuk yang dicampur bahan lain. "Pupuk selalu bermasalah di seluruh Indonesia ternyata dioplos," ujarnya.

Selanjutnya, ia juga mengatakan pentingnya benih, yakni benih yang unggul. Sehingga, hasil yang diperoleh pun akan lebih baik selain didukung dengan pupuk maupun irigasi.

Terakhir, menurut Amran, penyuluhan pertanian juga memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat sehingga dapat memaksimalkan cara pengolahan lahan dan tanaman, kemudian memberikan hasil yang jauh lebih optimal. (Martha Herlinawati Simanjuntak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia