5 Newsmakers: Dari Ahok hingga Prabowo



Dalam sepekan banyak peristiwa terjadi, banyak tokoh pembuat berita yang datang dan pergi. Mungkin saja ada peristiwa  lama yang muncul dengan tokoh baru, bisa juga peristiwa baru dengan tokoh lama. Selama sepekan (14—18 November 2016) telah terjadi berbagai kemungkinan. Inilah lima newsmakers  yang membuat kita tidak bisa berpaling dari mereka selama sepekan

Basuki Tjahaja Purnama, Gubenur DKI Jakarta  

Akhirnya, Rabu (16/11) Bareskrim Polri menetapkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, keputusan menaikkan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ke tingkat penyidikan dilakukan berdasarkan fakta hukum yang ada. "Kami bekerja berdasarkan fakta-fakta hukum sesuai yang ada di Indonesia," kata Tito di Mabes Polri. Adapun Ahok sendiri malah menyampaikan terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah memproses hukum kasus dugaan penistaan agama yang menjeratnya. "Saya berterima kasih kepada kepolisian yang memproses. Saya akan terima dan saya kira ini contoh yang baik untuk demokrasi," kata Ahok di Rumah Lembang.


Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra

Prabowo Subianto bertemu kembali dengan Jokowi. Kali ini Prabowo Subianto datang ke Istana  Merdeka. Di sela pertemuan dengan Jokowi, Prabowo menegaskan, dirinya tidak akan menjegal posisi Presiden Joko Widodo di tengah jalannya pemerintahan. "Saya komitmen dari awal sehari sebelum beliau dilantik waktu 2014. Saya ucapkan selamat Anda mendapat mandat, saya tidak akan menjegal bapak," ujar Prabowo di sela bertemu Jokowi di teras Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11). Ia berpendapat, Indonesia selalu menjadi incaran kekuatan-kekuatan besar dunia. Oleh sebab itu, kewajiban setiap anak bangsa untuk memelihara persatuan.  "Apapun perbedaan, apapun ada perselisihan, marilah kita selesaikan dengan suasana yang sejuk, damai dan kekeluargaan," ujar Prabowo. Mengenai penolakan kampanye Ahok, Prabowo berpesan agar Basuki atau Ahok menjaga tutur katanya terlebih dahulu supaya aksi penolakan semacam itu tidak lagi terjadi.  Prabowo melanjutkan, masyarakat Indonesia belum punya kematangan emosional sehingga dengan mudah marah kepada seseorang yang dianggap menyakiti hati melalui tutur katanya. "Bangsa kita kan bangsa yang cukup emosional, terbawa perasaan, terbawa sakit hati, gitu. Kalau sudah tersakiti, lama sembuhnya," ujar Prabowo.

Desmond Junaidi Mahesa, Wakil Ketua Komisi III DPR

Dilaporkan Aliansi 98 dengan tuduhan menghina nabi dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta, Desmond Junaidi Mahesa mengklarifikasi tuduhan itu. "Itu menghina nabinya di mana? Dalam Islam kita percaya rukun iman dan salah satunya iman kepada rasul. Mukjizat Nabi Isa salah satunya menghidupkan orang mati," kata Desmond saat dihubungi, Rabu (16/11) malam. Ia mengatakan, sebagai penganut ajaran Nabi Muhammad, dia tak mungkin menghina Nabi Muhammad. Desmond menganggap pihak yang melaporkannya ke polisi tak memahami konteks pernyataan yang diucapkannya waktu itu. Menurut laporan Aliansi 98, Desmond menyatakan, Ahok lebih baik membangkitkan Nabi Muhammad ketimbang mendatangkan ahli dari Mesir. "Setelah dianalisis secara hukum, pernyataan Desmond ini kami anggap lebih berbahaya dari pernyataan Pak Ahok," ujar Bambang Sri Pujo, yang mewakili Aliansi Nasional 98, di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (16/11).

Tito Karnavian, Kepala Polisi RI

Masih berkait dengan demo 4 November, Tito Karnavian mengatakan, aksi demo yang belakangan terjadi pada dasarnya untuk menuntut proses hukum terhadap Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Namun, tak semua massa dalam aksi unjuk rasa itu murni menuntut penyelesaian perkara. "Kami sinyalir ada yang memanfaatkan momentum ini dalam rangka untuk agenda lain. Di antaranya langkah inkonstitusional dengan menumpang permasalahan ini," ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (16/11). Tito meminta masyarakat waspada. Jangan sampai masyarakat terprovokasi dan terbawa arus mereka. "Pemerintah kita pemerintahan konstitusional. Sistem harus bekerja baik, jangan ada pihak lain yang memanfaatkan itu, yang merusak sistem kenegaraan kita," kata Tito.

Djarot Saiful Hidayat, Wakil Gubernur DKI

Banyak orang yang mengira penghadangan kampanye Ahok-Djarot  berkaitan dengan belum diprosesnya kasus penistaan agama, tetapi ternyata tidak. Begitu juga yang dirasakan Djarot.  Tim pemenangan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta. Djarot mengaku heran masih ada kelompok massa yang menghadang kampanyenya meski Ahok telah ditetapkan menjadi tersangka dugaan penistaan agama.  "Penghadangan tetap terjadi. Kami menduga pasca-ditetapkannya Pak Ahok jadi tersangka akan reda, tetapi ternyata masih dilakukan (penghadangan) di Cipinang," kata Djarot, di Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (16/11). Karena itu, tim sukses Ahok--Djarot  menduga ada upaya sistematis untuk menjegal sepasang calon tersebut pada Pilkada DKI Jakarta. Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi mengatakan, dari bukti yang diperoleh, penolakan tersebut dilakukan oleh orang yang sama, dengan mengaku sebagai warga setempat.

Sarlito Wirawan, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Kita kembali kehilangan putra terbaik bangsa ini, yaitu Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono  meninggal dunia pada Senin (14/11) malam dalam usia 73 tahun. Kepergian Sarlito tentu saja membuat keluarga dan orang-orang yang dekat dengannya merasa kehilangan. Tak kurang dari Khrisna Mukti yang menyampaikan kesan soal Sarlito. "Beliau itu mahaguru di bidang psikologi dan dia sangat peduli terhadap ilmu kepolisian. Banyak psikolog lainnya tapi yang sangat peduli ke ilmu Kepolisian baru beliau saja," ujar Khrisna. Kepala Bagian Pengembangan Kapasitas Biro Misi Internasional Divisi Hubungan InternasionalPolri. Lalu Kapolri Tito Karnavian juga menyampaikan,  "Kepergian beliau memberikan kesan kehilangan yang sangat mendalam bagi kami. Polri kehilangan seorang pemikir. Kehilangan seorang konsultan," ujar Tito di rumah duka, Kompleks Dosen UI, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (15/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi