Dalam sepekan banyak peristiwa terjadi, banyak tokoh pembuat berita yang datang dan pergi. Mungkin saja ada peristiwa lama yang muncul dengan tokoh baru, bisa juga peristiwa baru dengan tokoh lama. Selama sepekan (19—23 November 2018) telah terjadi berbagai kemungkinan. Inilah lima newsmakers yang membuat kita tidak bisa berpaling dari mereka. Fadli Zon, Wakil Ketua DPR Jokowi salah omong, Fadli Zon menyayangkan. Pernyataan Presiden Joko Widodo, yang menyebutkan bahwa Baiq Nuril bisa mengajukan grasi jika upaya hukum yang dilakukan belum memberikan keadilan, membuat Fadli Zon prihatin. Menurut Fadli Zon, orang-orang di belakang Jokowi tidak memberikan pemahaman yang tepat. Alasannya, Nuril tak mungkin bisa mengajukan grasi karena hukuman yang diterimanya hanya enam bulan. Adapun grasi hanya bisa diajukan untuk vonis minimal dua tahun. "Jadi pernyataan Presiden ini bikin kita ya sebagai bangsa malu lah sebenarnya. Bagaimana hal-hal yang sifatnya mendasar saja bisa salah gitu," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/11). Sontak hal ini mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani. Ia mengakui jika pernyataan Presiden Joko Widodo terkait grasi terhadap Baiq Nuril kurang tepat. Namun, Arsul menilai wajar jika Presiden tak tepat dalam istilah hukum. Arsul balik menanyakan kapabilitas Fadli di bidang hukum. "Ya kan enggak bisa begitu. Emang Pak Fadli Zon ngerti semua (soal) hukum?" ujar Arsul di Posko Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (21/11). Arsul menambahkan, yang terpenting sikap yang diambil Jokowi untuk menyikapi kasus Nuril sudah tepat, yakni mengedepankan proses hukum terlebih dahulu.
5 Newsmakers: Prabowo hingga Andika Perkasa
Dalam sepekan banyak peristiwa terjadi, banyak tokoh pembuat berita yang datang dan pergi. Mungkin saja ada peristiwa lama yang muncul dengan tokoh baru, bisa juga peristiwa baru dengan tokoh lama. Selama sepekan (19—23 November 2018) telah terjadi berbagai kemungkinan. Inilah lima newsmakers yang membuat kita tidak bisa berpaling dari mereka. Fadli Zon, Wakil Ketua DPR Jokowi salah omong, Fadli Zon menyayangkan. Pernyataan Presiden Joko Widodo, yang menyebutkan bahwa Baiq Nuril bisa mengajukan grasi jika upaya hukum yang dilakukan belum memberikan keadilan, membuat Fadli Zon prihatin. Menurut Fadli Zon, orang-orang di belakang Jokowi tidak memberikan pemahaman yang tepat. Alasannya, Nuril tak mungkin bisa mengajukan grasi karena hukuman yang diterimanya hanya enam bulan. Adapun grasi hanya bisa diajukan untuk vonis minimal dua tahun. "Jadi pernyataan Presiden ini bikin kita ya sebagai bangsa malu lah sebenarnya. Bagaimana hal-hal yang sifatnya mendasar saja bisa salah gitu," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/11). Sontak hal ini mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani. Ia mengakui jika pernyataan Presiden Joko Widodo terkait grasi terhadap Baiq Nuril kurang tepat. Namun, Arsul menilai wajar jika Presiden tak tepat dalam istilah hukum. Arsul balik menanyakan kapabilitas Fadli di bidang hukum. "Ya kan enggak bisa begitu. Emang Pak Fadli Zon ngerti semua (soal) hukum?" ujar Arsul di Posko Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (21/11). Arsul menambahkan, yang terpenting sikap yang diambil Jokowi untuk menyikapi kasus Nuril sudah tepat, yakni mengedepankan proses hukum terlebih dahulu.