KONTAN.CO.ID - Jakarta. Ada lima pertempuran besar yang terjadi setelah kemerdekaan Indonesia. Pertempuran tersebut terjadi untuk mempertahankan kedaulatan bangsa dari penjajah yang ingin menguasai wilayah Indonesia. Bersumber dari situs Direktorat SMP
Kemendikbud Ristek, kekalahan Jepang terhadap sekutu membuat Belanda kemudian bekerja sama dengan sekutu untuk merebut kembali Indonesia. Pada tanggal 29 September 1945, pasukan sekutu,
Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI), mulai mendarat di Tanjung Priok yang dipimpin Letjen Sir Philip Christison.
Awalnya pasukan sekutu disambut baik oleh pihak Indonesia, namun mengetahui pasukan sekutu diboncengi oleh
Netherland Indies Civil Administration (NICA), pihak Indonesia kemudian berubah curiga dan mulai melakukan perlawanan. Pasukan NICA datang di bawah pimpinan Van Der Plass sebagai wakil Van Mook kala itu. Berikut ini rangkuman perjuangan untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Mengenal sistem pernapasan manusia mulai dari struktur organ dan proses pernapasan Pertempuran yang terjadi setelah kemerdekaan ini terjadi saat pasukan sekutu mendarat di Semarang, Jawa Tengah. Pasukan yang dipimpin oleh Bridjen Bethel ini mendarat pada tanggal 20 Oktober 1945 dan bergerak menuju Magelang untuk membuat kerusuhan. Karena hal ini lah masyarakat Magelang memboikot dan menyerang pasungan sekutu yang datang. Akibat perlawanan ini, pasukan tersebut dipaksa mundur ke Ambarawa. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin oleh Kol. Soedirman melakukan pengejaran dan pengepungan di wilayah Ambarawa. Selama empat hari yaitu pada tanggal 12-15 Desember 1945, terjadi pertempuran yang dikenal dengan nama "Palagan Ambarawa". Pertempuran tersebut berhasil dimenangkan oleh TKR pada tanggal 15 Desember 1945. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai Hari Juang Kartika TNI-AD.
Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran yang etrjadi pasca kemerdekaan Indonesia. Tentara sekutu di bawah komando Brigjen A.W.S. Mallaby tiba di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Tiga hari setelahnya, yaitu pada tanggal 28 Oktober 1945, terjadi pertempuran antara pasukan sekutu dan rakyat Surabaya yang menewaskan A.W.S. Mallaby. Tewasnya A.W.S. Mallaby membuat sekutu murka dan memberikan ultimatum terhadap rakyat.
Mereka meminta rakyat bersenjata untuk menyerahkan diri pada tanggal 9 November 1945 sebelum pukul 18.00. Jika tidak dipenuhi, sekutu akan menyerang Surabaya pada 10 November 1945. Alih-alih menuruti perintah tentara sekutu, Bung Tomo justru membakar semangat rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap sekutu. Pertempuran akhirnya tidak bisa dihindari. Pada tanggal 10 November 1945, berkobar pertempuran berdarah di Kota Surabaya. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.
Baca Juga: Ini resep jamu yang bantu tingkatkan imun, bisa untuk hipertensi dan diabetes