5 Ramalan Tentang Siapa yang Bakal Memenangkan Pemilu AS, Menarik Disimak



KONTAN.CO.ID - Di tengah persaingan pemilihan presiden AS, sejumlah ramalan atau prediksi beredar luas. Ini termasuk ramalan mengenai kuda nil Moo Deng yang mendukung Donald Trump dan AI yang menyatakan kandidat yang tidak dikenal mungkin menang.

Saat AS memilih Presiden baru, beberapa prediksi telah dibuat tentang siapa yang dapat memenangkan persaingan menuju Gedung Putih. 

Sementara beberapa pihak mendukung mantan presiden dari Partai Republik Donald Trump, pihak lain memberikan keunggulan kepada wakil presiden asal India Kamala Harris, yang kemenangannya akan menandai banyak hal pertama dalam sejarah kepresidenan AS.


Melansir The Hindustan Times, berikut adalah 5 prediksi mengenai siapa yang akan keluar menjadi pemenang dalam pemilu AS yang sengit kali ini:

1. Moo Deng

Kuda nil favorit internet dan sensasi viral Moo Deng menjadi nabi yang tidak terduga yang "meramalkan" hasil kontes presiden AS. Kuda nil kerdil Thailand ditawari dua semangka dengan nama Kamala Harris dan Donald Trump yang diukir di atasnya. Dia akhirnya memilih yang bertuliskan nama Trump.

Baca Juga: The Simpsons Prediksi Kemenangan Kamala Harris Menjadi Presiden AS?

2. ChatGPT AI Nostradamus

Karena semakin banyak orang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menjawab pertanyaan mereka, The Sun US mencoba menggunakannya untuk memprediksi hasil pemilihan presiden. Namun, jawaban yang diberikannya membuat banyak orang gelisah karena nadanya yang tidak menyenangkan dan prediksi yang tidak terduga.

Ramalan yang digerakkan oleh AI itu menyatakan bahwa baik Trump maupun Harris tidak akan berhasil mencapai Gedung Putih. 

"Pada jam terakhir, sebuah perubahan yang tak terduga, tidak ada yang dapat mengklaim takhta yang tenang. Sebuah nama yang tak terucapkan dalam banyak kisah, akan naik ke tampuk kekuasaan, di luar batas. Meskipun Trump dan Kamala akan bertarung dengan kekuatan, yang lain akan memimpin, muncul dari kegelapan," demikian bunyi ramalan itu.

Peramal daring itu juga meramalkan kerusuhan dan protes ketika hasil pemilu diumumkan, menggemakan peristiwa kerusuhan Capitol pada 6 Januari. 

"Di kota-kota yang cerah, tempat api kebebasan menyala, konflik akan muncul, saat roda takdir berputar. Percikan kekerasan, di kantong-kantong dan jalan-jalan, akan menantang kedamaian tempat kedua belah pihak bertemu," katanya. 

Baca Juga: Efek Pemilu Amerika Serikat atas Perang dan Tarif Dagang

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie