JAKARTA. Mayoritas saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung mencatatkan kinerja (return) konservatif. Berdasarkan data BEI, sejak tahun 2009 hingga 2016, hanya sekitar 5% atau kurang dari 30 saham emiten di BEI yang mencatatkan rata-rata imbal hasil di atas 40% per tahun. Mayoritas emiten, yakni sekitar 58% atau 300 saham, hanya mencatatkan rata-rata imbal hasil sebesar 5% per tahun. Sedangkan sisanya memiliki rata-rata pertumbuhan moderat. Perinciannya, sekitar 64 saham emiten atau 12% saham mencatatkan rata-rata imbal hasil sebesar 30%. Lalu sebanyak 134 saham emiten memberikan imbal hasil sebesar 20%, serta lebih dari 200 saham mencatatkan return sebesar 10%.
5% saham di BEI mencetak imbal hasil di atas 40%
JAKARTA. Mayoritas saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung mencatatkan kinerja (return) konservatif. Berdasarkan data BEI, sejak tahun 2009 hingga 2016, hanya sekitar 5% atau kurang dari 30 saham emiten di BEI yang mencatatkan rata-rata imbal hasil di atas 40% per tahun. Mayoritas emiten, yakni sekitar 58% atau 300 saham, hanya mencatatkan rata-rata imbal hasil sebesar 5% per tahun. Sedangkan sisanya memiliki rata-rata pertumbuhan moderat. Perinciannya, sekitar 64 saham emiten atau 12% saham mencatatkan rata-rata imbal hasil sebesar 30%. Lalu sebanyak 134 saham emiten memberikan imbal hasil sebesar 20%, serta lebih dari 200 saham mencatatkan return sebesar 10%.