JAKARTA. Proses initial public offering PT Ekasari Lorena Transport telah memasuki tahapan terakhir. Penjatahan atau allotment yang ditujukan untuk investor ritel berakhir kemarin, (7/4). "Porsi untuk ritel ada 5%, sisanya sudah diserap oleh institusi saat fix allotment sebelumnya. Berarti, secara keseluruhan saham Lorena mengalami oversubscribed sekitar 5 kali," jelas Johanes Soetikno, Direktur Utama Valbury Asia Securities kepada KONTAN, (8/4). Namun, Johanes masih belum bersedia merinci institusi apa yang menjadi investor strategis IPO Lorena. Tapi yang jelas, institusi tersebut banyak berasal dari Singapura, Dubai, dan Malaysia. Bahkan, Johanes mengklaim ada satu investor individu yang membeli saham Lorena dengan porsi yang cukup besar. Sebenarnya, Valbury tidak mematok bidikan pasar tertentu baik itu untuk investor lokal maupun asing. Kebetulan saja Valbury memiliki jaringan berskala internasional sehingga pemasarannya untuk menjangkau pasar asing menjadi lebih mudah. Perbedaan kurs juga menambah posisi kepemilikan asing atas saham Lorena menjadi lebih besar. "Mereka beli pakai dolar, saham ini dalam kurs rupiah, jadi mereka pasti dapat lebih banyak," pungkas Johanes. Mengingatkan saja, Lorena melepas 150 juta lembar sahamnya ke publik. Dengan harga Rp 900, ini berarti dana segar yang didapat yaitu Rp 135 miliar. Sekitar 81% atau Rp 109,35 miliar akan digunakan untuk pengembangan bus AKAP, APTB, BKTB, serta rekondisi bus lama. Kemudian, 16% atau senilai Rp 21,6 miliar akan dipakai untuk fasilitas atau infrastruktur depo dan workshop bus TransJakarta di Ceger, Jakarta Timur. Terakhir, 3% atau antara Rp 4,05 miliar sisanya akan ditempatkan sebagai modal kerja.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
5% saham perdana Lorena dijual untuk ritel
JAKARTA. Proses initial public offering PT Ekasari Lorena Transport telah memasuki tahapan terakhir. Penjatahan atau allotment yang ditujukan untuk investor ritel berakhir kemarin, (7/4). "Porsi untuk ritel ada 5%, sisanya sudah diserap oleh institusi saat fix allotment sebelumnya. Berarti, secara keseluruhan saham Lorena mengalami oversubscribed sekitar 5 kali," jelas Johanes Soetikno, Direktur Utama Valbury Asia Securities kepada KONTAN, (8/4). Namun, Johanes masih belum bersedia merinci institusi apa yang menjadi investor strategis IPO Lorena. Tapi yang jelas, institusi tersebut banyak berasal dari Singapura, Dubai, dan Malaysia. Bahkan, Johanes mengklaim ada satu investor individu yang membeli saham Lorena dengan porsi yang cukup besar. Sebenarnya, Valbury tidak mematok bidikan pasar tertentu baik itu untuk investor lokal maupun asing. Kebetulan saja Valbury memiliki jaringan berskala internasional sehingga pemasarannya untuk menjangkau pasar asing menjadi lebih mudah. Perbedaan kurs juga menambah posisi kepemilikan asing atas saham Lorena menjadi lebih besar. "Mereka beli pakai dolar, saham ini dalam kurs rupiah, jadi mereka pasti dapat lebih banyak," pungkas Johanes. Mengingatkan saja, Lorena melepas 150 juta lembar sahamnya ke publik. Dengan harga Rp 900, ini berarti dana segar yang didapat yaitu Rp 135 miliar. Sekitar 81% atau Rp 109,35 miliar akan digunakan untuk pengembangan bus AKAP, APTB, BKTB, serta rekondisi bus lama. Kemudian, 16% atau senilai Rp 21,6 miliar akan dipakai untuk fasilitas atau infrastruktur depo dan workshop bus TransJakarta di Ceger, Jakarta Timur. Terakhir, 3% atau antara Rp 4,05 miliar sisanya akan ditempatkan sebagai modal kerja.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News