KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada lima saham yang keluar dari papan pemantauan khusus di pekan pertama bulan Juli. Tiga saham sebelumnya masuk pemantauan khusus karena ketentuan free float. Sedangkan dua saham masuk papan ini dan ditransaksikan dengan full periodic call auction (FCA) karena dikenakan penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari satu hari bursa akibat aktivitas perdagangan. Saham pertama yang keluar dari FCA adalah PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST). Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan saham ini dari Papan FCA pada 2 Juli lalu. Sekadar informasi, GDST masuk ke papan pemantauan karena tidak memenuhi persyaratan free float. GDST masuk papan pemantauan pada 31 Januari 2024 lalu.
Baca Juga: Kapitalisasi Emiten Naik, Arah IHSG Membaik Menurut data RTI per Juni 2024, saham publik GDST mencapai 7,86% dari total modal disetor atau sebanyak 726,49 juta saham. Sementara total jumlah pemegang saham GDST mencapai 3.565 pihak pada akhir Juni 2024. Saham PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) juga lolos dari papan ini dengan alasan yang sama. Saham AGRS kembali dapat diperdagangkan non-FCA mulai 3 Juli 2024. Pada akhir Juni 2024, masyarakat dengan kepemilikan di bawah 5% memiliki 2,53 miliar saham AGRS atau setara dengan 6,71% dari total modal disetor. Sementara 93,24% saham AGRS dimiliki oleh Industrial Bank of Korea yang merupakan pengendali. Sama seperti GDST, saham AGRS masuk tercatat masuk ke papan pemantauan khusus pada 31 Januari 2024 lalu. Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan di Tengah Persaingan Ketat Top 10 Market Cap Saham PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) keluar dari FCA pada 5 Juli 2024. Saham ini juga masuk FCA karena alasan free float. Per Juni 2024, saham publik EPMT mencapai 7,53% dari modal disetor dengan total 201,37 juta saham. Sedangkan pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 92,47% adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Saham EMPT juga tercatat masuk FCA pada 31 Januari 2024.