5 strategi Pelindo II kembangkan Tanjung Priok



JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II tahun ini mendapat tugas mengembangkan Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menyelesaikan tugas dari pemerintah itu, Direktur Utama Pelindo II menyusun beberapa strategi.

Apa saja strategi Pelindo II dalam mengembangkan Tanjung Priok pada Semester II tahun tersebut? Berikut KONTAN mengulasnya;

Mulai membangun Kalibaru


Pembangunan Kalibaru tahap I dimulai pada Juli dengan investasi sebesar Rp 22,6 triliun. Proyek Kalibaru tahap 1 ini diharapkan kelar 2014 dan mulai beroperasi tahun 2014.

Penerapan Inaportnet

Penerapan Inaportnet dengan tujuh institusi pemerintah di pelabuhan. Inaportnet memungkinkan administrasi online terintegrasi bagi pengurusan surat izin kelaikan berlayar, surat izin kesehatan kapal, surat bebas karantina, entry/exit permit bagi pekerja kapal, serta berbagai izin lainnya yang diperlukan sebuah kapal untuk sandar atau berlayar. Usaha ini membutuhkan alokasi investasi sebesar Rp 500 Miliar.

Aktifkan terminal JICT 2

Pengaktifan terminal JICT 2 ini dilakukan dengan cara memperdalam kolam sandar kapal di terminal, dari kedalaman minus 8 meter Low Water Spring (mLWS) menjadi minus 12 mLWS.

Akuisisi PT Pengerukan Indonesia (Rukindo)

Terhitung mulai 26 Juni 2012 lalu, Rukindo resmi berpindah ke pangkuan Pelindo II. Bisnis pengerukan itu ditugaskan melakukan pendalaman atau pelebaran alur sandar kapal, sehingga Pelindo II sudah tak perlu lagi menyewa peralatan dan layanan tersebut dari pihak swasta. Akuisisi Rukindo membuat bisnis pengerukan pelabuhan milik Pelindo II menjadi efisien, serta layanan bongkar-muat barang di pelabuhan bisa lebih cepat yang berujung pada penghematan baya transportasi.

Pelindo II kerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom)

Terkait dalam hal ini, kerja sama yang dilakukan adalah mengoperasikan layanan Indonesia Logistics Community Service (ILCS) pada kuartal 3 tahun ini. Layanan ILCS memudahkan pengadaan layanan informasi, pertukaran dokumen serta transaksi elektronik bagi pelaku logistik di Indonesia.

“Pelabuhan tidak bisa berkontribusi maksimal bagi pertumbuhan perekonomian nasional bila tidak didukung lembaga terkait. Maka Perseroan terus meningkatkan kerja sama dengan institusi BUMN maupun pihak swasta. Sinergi dimulai dari tahap pengembangan infrastruktur pelabuhan hingga penyiapan sistem information and communication technology (ICT),” kata R.J. Lino usau memberi keterangan resmi di KPK kemarin (8/8) di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri