KONTAN.CO.ID - Sekitar 500 tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia dilaporkan tewas dalam sebuah serangan Ukraina di wilayah Kursk. Kantor berita
RBC Ukraine, mengutip
Global Defense Corp., mengabarkan bahwa ratusan tentara Korea Utara itu tewas akibat serangan rudal Storm Shadow di wilayah Kursk, Rusia Barat. Laporan ini kembali memperkuat dugaan Korea Selatan dan Amerika Serikat bahwa Korea Utara telah mengirimkan tentara ke Rusia untuk mendukung invasi terhadap Ukraina
Badan intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat mengatakan Korea Utara mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk membantu Rusia.
Baca Juga: Kim Jong Un Sebut Perilaku Agresif AS Bisa Memicu Perang Nuklir Korea Utara Berpotensi Mengirim 100.000 Tentara
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, meyakini bahwa jumlah tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia bisa mencapai 100.000 orang. "Putin telah membawa 11.000 tentara Korea Utara ke perbatasan Ukraina. Unit ini bisa bertambah hingga 100.000," kata Zelenskiy, dikutip
Reuters. Duta Besar Ukraina untuk Korea Selatan, Dmytro Ponomarenko, mengatakan bahwa 15.000 tentara Korea Utara akan terjun ke medan perang dalam beberapa bulan mendatang. Jumlah 100.000 yang diprediksi merupakan hasil dari rotasi tentara setiap dua hingga tiga bulan. Angka itu diprediksi akan tercapai dalam satu tahun.
Baca Juga: Vladimir Putin Diduga Merupakan Orang Terkaya Dunia dengan Total Aset US$ 200 Miliar Rusia Mengeluarkan Dana Besar
Intelijen Korea Selatan memperkirakan bahwa Rusia membayar sekitar US$2.000 per bulan untuk setiap tentara Korea Utara yang bersedia terjun ke medan perang. Jika jumlah 11.000 yang dilaporkan saat ini adalah benar, artinya militer Rusia telah mengeluarkan dana hingga US$22 juta per bulan. Bagi warga Korea Utara, jumlah itu jelas sangat besar dan akan mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka yang sulit di negara sendiri. Terlebih lagi, gaji tentara di Korea Utara terbilang kecil. Laporan
AP menunjukkan bahwa seorang pembelot Korea Utara mengaku gaji rata-rata pekerja dan tentara di negara tertutup itu kurang dari US$1 per bulan. Meskipun demikian, Bruce W. Bennett, seorang peneliti pertahanan dan spesialis Korea Utara di RAND, menduga bahwa dana besar itu hanya akan masuk langsung ke kantong Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara. Artinya, ribuan tentara Korea Utara kemungkinan tidak akan mendapatkan imbalan yang seharusnya.
"Saya menduga bahwa uang yang berasal dari Rusia akan langsung masuk ke partai dan kemudian ke keluarga Kim. Penilaian saya ini berdasarkan pada organisasi dan perilaku masa lalu mereka," kata Bennett, dalam wawancara dengan
Business Insider. Tonton: Kim Jong Un Serukan Militer Korea Utara untuk Bersiap Menghadapi Perang